• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
Halo semua :D
Ramadhan serasa makin ceria saja ya, apalagi kalau digunakan dengan belajar hal-hal baru. 

Kali ini aku dan teman baikku mengunjungi PLN Jasa Dan Produksi (PLN J&P), PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan atau disingkat Pusharlis Unit Workshop (UWS) III di daerah Ngagel, sekitar 20 menit dari kampus ITS dengan kecepatan motor 40-50 km/jam.
Untuk apa kami mengunjungi Pusharlis? Tentu saja untuk keperluan PKM tentang pemeliharaan minyak trafo yang dilihat dari derajat keasamannya. Jadi kita berdua (aku dan Lia) langsung ke Pusharlis untuk minta sampel minyak trafo.
Sesampainya disana, aku kagum sekali. Kelihatannya ada pekerjaan. Belitan-belitan trafo yang terbuat dari oil impregnated paper maupun dari besi berserakan sana-sini. Keren pokoknya. Aku juga bisa melihat proses purifikasi minyak trafo secara langsung, yaa...mirip-mirip proses cuci darah gitu :P
Proses Purifikasi Minyak Trafo
Di Pusharlis kita bertemu dengan Mas Teguh, kami dianterin kesana-sini, ke laboratorium minyak juga, untuk mengetahui kualitas kelas minyak berdasarkan warna minyak.
Klasifikasi Kualitas Minyak Berdasarkan Warnanya
Katanya Mas Teguh, yang paling lazim diuji adalah tegangan tembus dan kadar air (kelembapan), tapi kita beda bro, kita pakai standar derajat keasaman dan pakai sensor pH untuk mendeteksi pH nya.
Katanya, laboratorium pengujian yang kami kunjungi sudah nggak difungsikan lagi. Sayang sekali, labnya jadi kotor dan barang-barangnya sudah nggak dipakai . Katanya Mas Teguh laboratoriumnya sudah tidak menerima pengujian minyak trafo dari perusahaan-perusahaan lagi.
Perlakuan minyak trafo pun harus khusus, nggak boleh asal-asalan. Tempat untuk membawa minyak trafo pun harus gelap dan terlindung dari cahaya agar warnanya tidak berubah, untuk memindahkan minyak trafo pun harus dari keran pada trafo langsung masuk ke botolnya, tidak boleh tersentuh tangan agar kadar air tidak bertambah. Merk minyak trafo yang digunakan saat ini adalah Nynas dan Gulf, sebelumnya Shell Diala B.
Pengalaman yang seru ! Belajar sambil foto-foto juga. :)
Belitan Trafo Distribusi

1
Share
Wahai dua bunga yang cantik, teratai dan edelweiss, aku ingin bertanya pada kalian :


Hei, teratai, kenapa kau sungguh sombong sekali, engkau menegakkan bungamu setinggi-tingginya, hingga menutupi tanaman lain yang lebih rendah. Apa kamu memamerkan mahkotamu yang merekah?
Lalu teratai menjawab, "Aku tidak sombong. Ini caraku untuk bertahan hidup. Tuhan menganugerahiku seperti ini. Apakah aku berkuasa untuk menolak? Lebah-lebah pun menghampiri putikku untuk penyerbukan. Kita memiliki hubungan simbiosis mutualisme, bukan?"
Tapi, aku merasa seperti setangkai bunga teratai yang sangat membutuhkan air. Apabila air tak ada, aku akan kekeringan dan membusuk perlahan-lahan, lalu menyatu dengan bumi. Apakah dia tahu, dia adalah air-ku...
Anggap saja saya edelweiss :)
Hei edelweiss, kau sungguh beruntung berada di bumi ini. Kau cantik dan sering diabadikan dimana-mana. Indah dan abadi, seakan tak pernah mati...
Lalu edelweiss menjawab, "Aku indah, tapi bukan berarti aku tak pernah mati. Kau mungkin tak pernah tahu, setangkai edelweiss kering takut dengan air. Edelweiss hidup di suhu yang kering."
Kadangkala aku merasa pula seperti edelweiss kering. Ya, cintaku kepadamu abadi, laksana edelweiss yang tak pernah rontok bertahun-tahun ketika diawetkan. Akan tetapi ketika air datang, maka edelweiss kering itu akan hancur, rusak, dan berjamur. Sehingga rusaklah perasaan itu.
Ah, kadangkala cinta memang sulit. Indah tapi mudah sekali hancur.
Ingat, dirimu bisa menjadi air bagi teratai maupun edelweiss kering...
0
Share
Guten morgen , schatzi :D
Selepas sahur yang indah dan menyenangkan, dan Alhamdulillah aku masih diberi kesehatan untuk dapat memposting tulisan ini :D
 Sekitar dua minggu yang lalu pakde-ku datang dari Jerman, di kota Leipzig mengikuti world skills 2013. Wow, aku ngiler berat, aku kan pengeeen sekali kesana, udah dibela-belain belajar bahasa dan budayanya juga lho! Denger pakde kesana aja ngiler, apalagi setelah melihat foto-fotonya, waduh...sempat berkunjung juga ke markasnya Bayern Munchen, Allianz Arena. Wuaduh, tambah nggak bisa tidur aja saking irinyaaaa :P
Tapi ya sudahlah, mungkin belum rejeki, hehe. Jadinya aku cuma mengharap merchandise cantik khas Jerman aja, tentu saja yang ada tulisannya I LOVE GERMANY. Biar keliatan kalau asli, hehe. Saat oleh-oleh itu tiba di tanganku, aku senangnya nggak ketulungan lho ! Haha, dasar cah ndueso pol...
Aku dapet macam-macam oleh-oleh kayak gini nih : 
Aku dapat hadah ini lho :D Bonekanya bulunya lembut :D

Boneka dengan pakaian Jerman. Kalau Ditekan bisa bunyi kayak gembala sapi gitu : auaiuiya hu..hu... :P
Oh iya aku juga dapat cokelat dari Jerman. Rasa cokelatnya enak, legit, nggak bikin tenggorokan sakit. Tapi cokelatnya ada yang mengandung rum, jadi kalau digigit rasanya agak 'hangat' gitu. Kayak alkohol.

Ini hadiah yang lainnya : 








Semoga aku bisa beli langsung... (semogaaa...)
*Makasih banyak ya Pakde Dilla :)

0
Share
Ramadhan is back !
Untuk tahun ini aku merasakan ramadhan di kost beneran...padahal biasanya ramadhan di kampung. Untuk kali ini karena tersandung kasus tugas akhir dan program kreativitas mahasiswa yang nggak ada ujungnya, maka aku mau tidak mau harus mendekam di kos. Banyak pikiran juga selama sebulan ini, mulai mikir tugas akhir, pkm, atau hal-hal yang menjadi ujian bagiku. Di kost, Sahur sendiri, yang biasanya ngantuk mau nggak mau harus bangun, cari sahur (tapi kali ini ada catering keliling, hehe)
Saat buka puasa, kok rasanya gimana gitu. Tiap hari masakannya gitu-gitu aja, tapi kalau dirumah, walaupun masakannya gitu-gitu aja tapi entah kenapa aku nggak pernah bosan, kok merasa bahagia sekali buka bersama keluarga, keributan bos pig ketika di meja makan, mengantarkan ta'jil untuk musholla, es buah yang segar, kurma, mercon letek, festival patrol nggak jelas, dan lain-lain yang membuatku rindu setengah mati akan keluargaku di Lumajang...
Kalau di Surabaya bagaimana? sebenarnya sama saja, aku buka bersama teman-teman satu kos, guyonan bareng, tarawih bareng, kalau sahur aku yang bagian gedor-gedor pintu kamar mereka biar bangun sambil bawa catering. Hmm....sebenarnya seru, tapi aku lebih merindukan keluargaku :D
Cuma, kalau di kost aku nggak pernah beli es buah, gorengan atau jus-jus, soalnya aku takut sakit batuk. Nggak enak banget sakit batuk pas puasaan, tenggorokan sakit, kering kerontang, dan jauh dari orang tua pula :(
Jujur, aku ingin mengkhatamkan Al-Quran dan nderes Quran (memahami isinya), tapi entah kenapa ada saja alasan penghalangnya, seperti lagi dapet, capek, sakit, males, tugas akhir, hahaha. Oh ya, saat ini aku lagi sakit batuk, jadinya tenggorokan kering sekali, minum obat pun hanya bisa dua kali sehari. Tapi tidak-apa apa, batuk tidak sanggup menghilangkan keceriaanku di bulan suci Ramadhan !
0
Share
Hai Minggu pagi yang cerah ! ^_^
Jalan-jalan ke House of Sampoerna adalah pilihan yang asyik, aku memilih kesana sambil ngajak temenku yang ingin tahu HOS ini kayak gimana.
Awalnya aku nggak tahu, HOS itu dimana? Dulu saat magang di rayon Indrapura pernah sih lewat sana, tapi lupa. Maka, tanpa mengandalkan Global Positioning System, aku langsung mengira-ngira kalau mau menuju HOS itu  lewat penjara Kalisosok. Hmm...yeah. Ternyata bener juga. Sebelum jembatan merah, ada jalan kecil, belok kiri, ikuti jalan, lalu ketemu deh House Of Sampoerna.
Lagi-lagi ini bangunan lawas. Bangunan yang khas jaman jahiliyah, eh penjajahan ding.  Disana masih ada pabrik pembuatan rokok, tapi kalau hari Minggu tidak beroperasi. Masuknya? Gratiis !
Lagi-lagi aku tahu House Of Sampoerna ini dari buku Soerabaia Tempoe Doloe karya Pak Dukut, top !
Desain  dan Interior Klasik
Untuk masuk kedalam museum kita harus melewati  4 pilar berupa rokok raksasa. Di dalam museum, bau tembakau langsung menyeruak. Barang-barang yang dipamerkan ya sekitar rokok, mulai jenis-jenis tembakau dari Madura, Jember, kotak korek api ket jaman nggak enak,  pemantik rokok, kursi jaman dulu, dokar, warung kelontong dari bambu hingga masa kini.
Dalam museum


Lantai dua museum, terdapat souvenir HOS, tapi kita tidak diijinkan untuk mengambil gambar disana. Dari atas sini juga terlihat pabrik rokok sampoerna. Selain museum, ada juga art gallery dan cafe. Kalau yang di art gallery hanya lukisan-lukisan yang terbuat dari cangkang telur. Satu yang paling kusuka dari HOS : bangunannya klasik bangeett....serasa di Negeri Belanda ! 


Didepan 'trem' Surabaya Heritage Track. Kapan-kapan naik yuk :D


0
Share
Minggu, 7 Juli 2013, dimana aku telah mencapai titik kejenuhan dalam menghadapi tugas akhir yang nyesek dan makin nyesek saja :(
Akhirnya aku putuskan untuk jalan-jalan menjelajah kota kuno Surabaya sama temanku yang ribut tugas akhir juga, dimana temanku itu juga bertugas sebagai fotografer juga, ehm, hahaha :D
Setelah mengunjungi House Of Sampoerna, entah kenapa aku tiba-tiba ingin mengunjungi makam Belanda di kawasan Peneleh, mungkin kesambet hantu mevrouw atau meneer,  #ngawuuurr haha. Yang jelas aku tahunya makam Peneleh itu dari buku Surabaya Tempo Doloe, ditulis oleh Pak Dukut Imam Widodo (kalau nggak salah). Aku pertama baca buku itu di ruang baca PLN Area Surabaya Utara. Dari situlah aku jadi ingin mengunjungi situs-situs kuno di Surabaya yang gothic, doric nan etnic, kebetulan sekali kantor tempat magangku di Gemblonganstraat termasuk situs kuno juga, dan yang paling kebetulan adalah daerah kekuasaan PLN Area SBU adalah tempat situs kuno paling beken di Surabaya, wow, makin seru aja! Apalagi setelah tahu bahwa makam Peneleh hanya berjarak 300 meteran dari PLN Area SBU, hahaha, makin ngebet aja bung :D
Dan...kubulatkan tekat. Hari ini aku harus bisa menjelajah makam Peneleh setelah sebelumnya aku hanya lewat saja bersama mobil pelayanan teknik, dan menjelajahi gambarnya di internet yang bikin ngileeerr.... :3

Suasana makam yang lapang, nice :)
Oh iya, yang paling bikin aku penasaran gara-gara kisah pak Dukut mengenai makam Peneleh, mulai dari kamar balung yang angker, makam-makam mewah petinggi Belanda, terus mimpi dikejar orang Belanda, kisah makam yang bolong, dan lain sebagainya. Maka dari itu aku tergerak untuk mengunjunginya, setelah kami shalat duhur dulu di masjid Ta'miriyah di Indrapura biar ga kesurupan  #ngawuuurr,  Lalu lanjut ke Peneleh deh.
Kamar balung, dulu dibuat nyimpan tulang belulang sekarang dibuat foto-foto, hahaha :D


Makam ini sudah ditutup tahun 1955, maksudnya ialah sudah tidak ada lagi yang dimakamkan disini. Sebenarnya di Lumajang juga ada kuburan Belanda, tapi tidak semewah disini. Apalagi kuburannya udah nggak terawat dan dibuat tidur wong gendeng, hiiii........
There's a zombi on the grave, hahah :D

Sesampainya disana, hatiku udah nggak sabar pengen masuk dan foto-foto. Kukira sepi, eh ternyata rame juga, banyak fotografer bawa model sexy semlohe ataupun muda-mudi yang hobi fotografi, ada juga anak ITS jurusan Desain Produk. Hmm..kalau lihat mereka aku jadi minder. Udah model nggak sexy (aku), kamera hanya pakai pocket pula, hmmmm -____- woles dah !
Saat masuk, kami dicegat (kayaknya warga sekitar dan berumuran sekitar 60 tahun) lalu ditagih duit 10000 untuk dua orang. Alamaaak? 10000? untuk masuk ke tempat kurang terawat kayak gini? Plis, 10000 itu sarapan anak kost masih kembalian! Tiketnya nggak resmi, tempatnya kurang terawat pula, huuuhh....aku sempat teriak terkejut di depan penagih, tapi bapaknya cuek aja -_-. Biarin lah, demi hasrat foto modelku yang terpendam :D
Salah satu nisan yang kusuka ! With love :3
Setelah masuk, sumpah aku bingung sekali. Ada kambing, kucing, dan ayam serta sarung-sarung bergelantungan di seng-seng makam. Tapi mataku langsung tertumbuk pada makam paling mewah , tinggi sekitar 3 meter dengan salib diatasnya. Siang-siang gitu, udah rame cewek-cewek dengan dandanan gothic dan pakaian gaun panjang, wuiiih..

Pas jalan, eh ketemu nisan misterius kayak gini. Jonggring Seloka kan namanya  kawah Semeru?
Kok dikuburkan disini? Umurnya cuma dua tahun pula?
Nisan ini yang bikin aku penasaran dan segera ingin tahu !
Tapi jangan salah, selain model-model yang sexy semlohe, ada juga dua bule yang kayaknya orang Belanda muter-muter disana, kelihatannya ziarah ke makam nenek moyangnya. Sering juga sih bule-bule kesana, nggak hanya ziarah tapi juga minta pindahkan kerangka nenek moyangnya ke daerah asalnya sama ahli waris. Males lah, ziarah jauh-jauh ke Indonesia, eh malah keadaannya nggak terawat dan pesing kayak gini :(
Endi ndasku reeek? Tolong balikin !
Aloysia...nama yang indah, bukan? Pasti orangnya juga cantik :)
Kalau nggak salah tulisan di kuburannya gini :
"Ter Gedachtens, aan de moeder Louise Eerste overste der Zusters Ursulinen Soerabaja"
Selain itu, makam yang bolong itu selain kerangkanya dipindah, juga (katanya) orang Belanda dulu kalau meninggal pasti dipakaikan perhiasan atau dikuburkan bersama benda kesayangannya. Nah lho, yang kebetulan pakai perhiasan itu yang bakal dijambret sama penduduk sekitar, haha. Makanya sekarang makamnya bolong, malah dibuat untuk tempat bakar-bakar sampah, atau digenangi air dan dimasuki sampah-sampah juga. Duh, sayang sekali. Sisa-sisa kekuasaan dan kemegahan Belanda abad lampau dibuat kayak gini? Duh, seandainya dirawat pasti lebih apik dan keren, bukan rusuh kayak gini :(
Beberapa contoh nisan dari marmer dan besi yang artistik dan gothic :)
Makam-makam disana sebagian besar terbuat dari batu bata dan marmer. Ada juga yang dari besi diukir. Sumpah mewah banget. Nggak habis pikir juga, berapa banyak uang yang dihabiskan untuk membangun rumah abadi kayak gini? Haha :D
Sayangnya marmernya banyak yang dicongkel dan retak. Tapi aku paling suka baca nama-nama di batu nisan, nama-nama khas Belanda dan ungkapan bela sungkawa dalam bahasa Belanda serta ukiran khas romawi. Siapa tahu nemu inspirasi buat nama anak nanti #upss..
Beberapa spot menarik untuk foto, haha! Liat background-nya aja !
*Terima kasih banyak untuk fotograferku :) Maaf ya aku bikin kamu capek :P



2
Share
Sibuk tugas akhir yang semakin lama semakin nggak jelas maksud dan juntrungnya, untunglah aku masih sempat pulang kampung walaupun pikiran tetap terbebani. Ketika pulang, aku merengek ke papi agar diajak ke Geladak perak.  Geladak perak merupakan jembatan yang menghubungkan antara dua tebing yang terletak di kecamatan Pronojiwo, sekitar 45 km dari pusat kota Lumajang, naik kendaraan kira-kira 45-60 menit. Hawanya sejuk, pemandangannya apik, sayang sekali banyak coret-coretan mesum atau kata-kata sayang yang tidak senonoh di bebatuan maupun di jembatan oleh orang yang sama sekali TIDAK BERPENDIDIKAN ! Merusak objek foto saja -_-

Penampakan Geladak Perak : Jembatan Lama, Baru, dan Aliran sungai dibawah jembatan
Geladak Perak menghubungkan dua tebing yang dibawahnya terdapat daerah aliran lahar dingin gunung Semeru yang lebih dikenal dengan Besuk Kobokan. Jembatan ini juga menghubungkan Lumajang (Pronojiwo) dan Malang Selatan (Dampit) via jalur selatan. Untuk sejarahnya sendiri kenapa kok disebut dengan geladak perak aku belum tahu. Yang jelas jembatan ini dibangun jaman Belanda, dari beton. Ada dua jembatan, yaitu jembatan baru dan jembatan lama. Yang jembatan baru dibangun pada tahun 2001, sedangkan yang lama sudah nggak dipakai lagi. Tapi sayang sekali jembatan yang lama agaknya kurang diperhatikan, banyak coretan dan besi-besinya banyak yang dicuri. Padahal arsitekturnya keren banget, klasik khas Belanda. Pas mantap buat fotografi ^^.
Hasil fotonya kayak gini, cuma pakai kamera pocket biasa tanpa editan sotosop. Gimana? Keren ya? hihihi...
Aku foto di jembatan lama sama papi dan foto di hutan piket nol :)
Pemandangannya bagus sekali, subhanallah. Kita bisa melihat tebing, laut dan hutan dari jembatan tertinggi di Lumajang ini. Oh iya, untuk jalan akses kesini bisa naik sepeda motor, mobil, dan untuk transportasi umum bisa menggunakan jasa bis Pari Kesit atau Putra Mulya jurusan Lumajang-Dampit. Free parking, free entrace, and exciting experience :)
Oh iya bung, kalau anda meneruskan perjalanan setelah melewati Geladak Perak, anda akan menemui objek wisata Piket Nol dan Goa Tetes. Suwer, ciyus, enelan deh, Lumajang tidak hanya punya Ranukumbolo untuk dinikmati !

0
Share
Halo semuanya, apa kabar? lama tak jumpa ya :)
Hmm...alhamdulillah kali ini semangat menulisku lagi menggebu-gebu walaupun telah memasuki waktu minutes to midnight (itu kan albumnya linkin park). Entahlah aku tidak ada rasa ngantuk sama sekali, maka dari itu kusempatkan untuk menceritakan pengalaman semester enam yang menggebu-gebu juga, hehe...
Sebenarnya ini adalah pengalaman magangku saat bulan Februari-April 2013, tapi baru sempat aku tuliskan sekarang karena seperti biasa mahasiswi tingkat akhir itu paling sebel ngurusi tugas akhir... Yah, semoga saja pengalaman yang mau aku ceritakan tidak lupa seiring berjalannya waktu ya :)

Begini ceritanya...
Kalau teman-teman tahu kan, di Fakultas Kedokteran ada Internship, nah kalau elektro adanya magang, eh aslinya sama aja ding, hahaha. Dan aku magang selama dua bulan di PLN Area Surabaya Utara tepatnya di jalan Gemblongan no 64. Wow itu bangunan lama lo, jaman Belanda ! Dulu sih juga dibuat kantor PLN nya orang Belanda juga. 
Sekilas aku mau cerita sih,  kebetulan di daerah Surabaya Utara (terutama Bubutan, Tunjungan, Gemblongan, Peneleh) itu banyak bangunan kuno yang tidak terawat, padahal sering banget dibuat foto prewed atau foto muda-mudi yang lagi mabok cinta, haha. Banyak juga sih yang hunting foto. Sayang sekali, padahal melihat bangunannya saja serasa berada di Belanda. Jadi beruntunglah teman kalau aku magang di Area SBU (Surabaya Utara) karena sekalian heritage tour of Surabaya gitu, haha :D
Selain itu, magang juga membawa manfaat bahwa aku jadi tahu daerah, topografi dan area. Juga tahu kalau ada Makam Peneleh yang sangat seraammm....
Sumpah Magang di SBU auranya kerasa seraammm....hiiii... (peace)
Ini Dia Tempat Magangku !
Lorong dan pintunya Kelihatan Klasik ! Bayangkan kalau malam malam ada apanya? hehe....
Oh ya...aku kebetulan ditempatkan di SBU karena keinginanku sendiri yang memilih SBU sebagai tempat magangku karena kebetulan dekat dengan rumah nenek. Tapi aku magang di SBU hanya sebulan, lalu sebulannya lagi migrasi ke Rayon Indrapura. Tapi siplah, aku jadi dapat pengalaman tentang kelistrikan yang buuuuanyaaakknya nggak ketulungan....

Kegiatanku ketika magang seru banget, ya capek juga. Pake baju putih hitam, sepatu kets dan tanda pengenal. Kayak orang kerja gitu, berangkat pagi, pulang sore jam 4-5an. Saat itu kami ikut bagian jaringan, jadi kami sering ikut terjun ke lapangan mengawasi jaringan. 


Apa saja kegiatannya? Yaa...banyak sih, kayak ikut tim PDKB (seperti postingan yang lalu), inspeksi jaringan dan penyulang, trafo, mengganti baterai pada Pole Mounted Circuit Breaker (PMCB), setting rele VAMP. Dari situlah aku jadi ngerti banyak hal dan istilah-istilah baru. Kadang ruwet juga sih ketika  menyamakan persepsi dengan teori di perkuliahan. Kalau pagi-pagi ikut COC (Code Of Conduct), itu membahas apa yang perlu dikerjakan sekarang, apa yang perlu dibenahi dari hari kemarin, hmmm.....rasanya kayak jadi pegawai aja. Tapi orang jaringan kebanyakan cowok lho, macho semua pula, hihihihi :P
Kadang-kadang kita juga ikut rapat atau bincang masalah TDL. Haha..like a boss....

Selain di jaringan, kami berenam (oh iya, untuk di SBU kami magang berenam, 5 cewek dan seekor cowok) juga magang di bagian TRANEL (Transaksi Energi Listrik) untuk mempelajari tentang kWhmeter dan mengikuti tim P2TL. Bagaimana wiring di kWh 1 phasa dan 3 phasa, dan lain-lain lah...

Umm...apa lagi ya?? oh iya, karena kami dominan cewek, maka yang dibahas adalah cowok-cowok jaringan yang masih muda, seger dan imut. Wadow...jujur kalo udah bahas itu susah berhenti. Kuakui sih emang keren-keren dan gagah gitu. Kadangkala juga saling jodoh-jodohin, hahahehe...(pssttt...ini rahasia cewek lho!)

Setelah satu bulan berlalu, saatnya kita dipencar ke enam rayon di SBU. Kebetulan aku di Indrapura. Wow...aku di rayon sering ikut pekerjaan lapangan pelayanan teknik. Ikut mengukur beban di LV panel, inspeksi penyulang, dan tanya-tanya sesuka hati dan sepuasnya. Makan siang dibelikan, lalu guyonan terus sampai akrab banget sama orang-orang Yantek. Naik mobil yantek, aku aja ceweknya, duduk ditengah lagi. Sudah biasa lah, aku udah bilang pada mereka kalau aku ini dianggap cowok aja, hehehe, padahal cantik menawan gini ^_^
Tapi jujur, berkat yantek aku jadi tahu kondisi lapangan. Inspeksi penyulang tiap hari, tanya-tanya tiap hari, guyonan, sampai-sampai orang yantek bilang gini  "Wow, seneng aku nang sampeyan mbak, arek'e grapyak, ngguyuan, ndak jaim". (Wow, nyaman aku dengan anda, anda mudah bergaul, suka ketawa dan nggak jaga image).
Tapi pengalaman yang paling berkesan adalah ketika siaga gangguan di tugu pahlawan saat sehari sebelum Nyepi bersama supervisor teknik (Pak Agus) dan koordinator yantek (Pak Bambang). Akhirnya jalan-jalan deh sambil lihat ogoh-ogoh, haha. Yang paling akrab aku sama Pak Bambang, karena orangnya lucu, baik, dan aku juga sering dibelikan makan siang, hehe...

Uwaaahh....nggak kerasa juga dua bulan telah berlalu ya, hmm...sedih juga berpisah. Selain itu, sedihnya juga gara-gara bakal ketemu tugas akhir yang...yang...harus segera diselesaikan. Semangat! Terima kasih semuanya, SBU Berkualitas :)

*PLN 2013 menunggu kontribusimu

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Sebuah Opini : Musik Klasik Untuk Semua
    Belajar musik klasik? Ogah ah, sulit, musiknya orang tua-tua. Mendingan belajar musik pop, cepet dikenal dan mudah. Mungkin banyak ...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose