• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
Bali punya Joger,
Yogya punya Dagadu,
Malang punya kaos dengan bahasa 'nakilaw' (walikan maksudnya)
Kota yang lainnya punya kaos khas sendiri-sendiri, kayak Solo, Semarang, Kudus,
Kalo Lumajang? Mampus deh kalau aku ditanyain gitu sama temen !

Tapi sekarang nggak perlu mampus lagi, karena tertolong dengan adanya Merchandise Khas Lumajang, Mr Banana. :)
Mumpung aku masih di kampung tercinta (sebut : Lumajang) aku merengek ke Emak, "Mak ndak kepingin nang Mr Banana?"
Untung saja Emakku tahu apa itu Mr Banana setelah baca koran Jawa Pos. Makku langsung mengiyakan aja karena sama-sama penasaran. Aku juga merengek ke Emak karena cuma aku aja yang nggak punya kaos yang ada nama-nama daerah, kalo Bos Piglet sama Bapak punya semua, mulai dari Bali, Solo, Kudus, masa aku saja yang nggak punya, orang mana sih aku? Punyanya kaos engri bed aja...
Kaus yang kubeli :3
Nyampai disana aku milih-milih kaos, disuruh beli sama Emak. Di Outletnya juga tersedia batik Lumajang, tapi sayang disana cuma ada kaus sama sticker, padahal aku juga pengen gantungan kunci atau apa gitu yang Lumajang banget.
Setelah sekitar setengah jam milih, aku dapet juga kaos warna putih gambar pisang cewek sama cowok yang katanya sebagai maskot (Seperti pada gambar). Karena lucu aku milih yang itu, tapi sial nggak ada yang ukuran M, jadinya aku milih yang ukuran L walaupun agak komprang dikit bawahnya. Lumayan buat punya-punyaan. Daripada aku nunggu stock sampai tanggal 1 September, keburu balik ke Surabaya nanti tambah ruwet.
Lebih bangga pake kaos Lumajang daripada pake kaos bertulisan I Love SG (Singapore), I Love MY (Malaysia). Waduh wong endi iku rek? Jangan-jangan beli di pasar aja buat bangga-banggaan biar kelihatan pernah kesana? :P Ampuunnn deh...
Oh ya, penggagas ide Mr. Banana sendiri adalah mahasiswa asal Lumajang (yang kebetulan mantan murinya Bapak) yang kuliah di luar kota. Katanya sih, mereka saat ditanyain asal mana? mereka jawab Lumajang dan temennya nggak tahu, jadi mereka tergerak hatinya untuk mempromosikan kotanya dengan membuat kaos. Hmm, kreatif juga ya?
Jujur aku sendiri pernah ngalamin kayak mereka, saat aku masih mahasiswa baru dan masih seneng kenalan sama temen-temen baru, mereka pun banyak yang nggak tahu Lumajang itu mana, walaupun dia seprovinsi sama aku. Dia kira Lumajang malah di Jawa Tengah, kesel deh...
Lalu aku jawab saja secara geografis, "Tahu Probolinggo? Tahu Malang? Tahu Jember? Tahu Samudera Hindia? Nah Lumajang di tengah-tengahnya." Atau dengan versi lain, "Tahu Gunung Semeru? Gunung tertinggi di pulau Jawa? Nah Lumajang itu dibawahnya." Kalau mereka masih nggak ngerti, aku membatin dalam hati, "Kok congok temenan arek iki IPS-e mbiyen oleh piro se?"
Tapi untuk promosi, aku jawab saja, "Cari saja di Nenek Google,"
Kalau dia masih saja nggak tahu, kujawab dengan guyonan, "Ke jaman paleozoikum aja looo...!!"
Kalau aku cara mempromosikan Lumajang cuma bisa lewat foto-foto dan ceritaku di blog dengan label "Lumajang".
Klik saja di SINI
Kalau teman-teman pengen tahu lebih banyak dengan Mr. Banana, bisa buka facebooknya dengan mengetikkan keyword : Khas Lumajang.
Semoga saja Lumajang jadi kota yang nggak kalah dengan kota tetangganya, ya! :)

2
Share

                Jujur-jujuran aku baru pertama melakukan perawatan wajah. Baru tahu juga kalau ada istilah Electrocauter untuk menghilangkan kutil iseng di mukaku yang manis ini, #ceileh
                Awal cerita, aku nggak tahu kalau kulitku ini jenis kulit ‘tokek’ alias jenis kulit buruk yang mudah ditumbuhin kutil mini, jadinya mirip tokek. Kalau istilah medisnya aku sendiri belum tahu karena aku kan anak elektro, hehe :P
                Sejak kuliah tahun pertama, kulitku itu ditumbuhin semacam daging kecil di pelipis kiri dan kanan. Pas itu warnanya sama dengan kulit. Karena meneketehe dan cuek bebek, ya sudah aku abaikan, wong nggak sakit juga nggak ganggu aktivitasku.
                Nah pemirsa,  beberapa tahun setelah aku kuliah ternyata si kutil malah menebal, membesar dan menghitam, jumlahnya tambah banyak pula. Sialan, aku pun tambah bingung, apa-apaan ini. Iseng ku pegangin si kutil, eh ternyata nggak lepas. Tapi setelah ingat si Dede yang mendadak jadi manusia pohon karena iseng mencabut kutil jadi aku hilangkan kebiasaanku ngutak-atik kutilku. Dan hanya bisa memandanginya dengan hati hancur melalui cermin. Huhuhu.... :’(
                Karena udah nggak kuat melihat kutil sialan di mukaku, maka aku beranikan tanya ke emak. Emak menganjurkanku untuk memakai sabun scrub untuk mengangkat sel kulit mati. Karena aku belum puas tentang riwayat hidup si kutil, maka aku dan emakku sepakat ke dokter kulit.
                Sampai disana, kutilku dilihat dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Pak Dokter bilang kutilku udah mencapai 1 mm, jadi mending diambil saja daripada ganggu. Emang nggak sakit, tapi secara estetika bikin aku kurang pede. Apalagi aku masih muda, masih getol-getolnya dandan dan lihat cowok cakep. #ciee.. Katanya sih kutilku akibat kebanyakan terpapar sinar matahari di Surabaya yang sangat garang.
                Saat itu aku berharap hari itu kutilku bakal dihabisin juga, ternyata enggak karena menjelang hari raya Idul Fitri, takutnya ganggu penampilan karena bakalan menimbulkan bekas/keloid. Jadilah aku nunggu setelah lebaran aja, yang penting sebelum masuk kuliah.
                H+4 Idul Fitri, akhirnya hari itu aku dan emakku memutuskan hari itu untuk menghabisi kutilku. Faster is better. Keburu kuliah. Pas itu aku di Dermabrasi  jam 4 sorean.
                Pertamanya dibius topikal, kayak dikasih krim putih di sekitar kutil dan nunggu sekitar 45menitan. Kukira Cuma di pelipis aja, ternyata satu mukaku penuh dengan bibit-bibit kutil yang masih kasat mata kata dokternya. Alamak, benar-benar manusia tokek asli nih. :(
                Selama nunggu 45 menit nih serasa di neraka, tapi nerakanya ada tivi, jadilah aku nunggu sambil nonton Oggy and The Cockroaches. Takut, deg-degan, gusar. Gimana kalau nanti sakit? Katanya emakku yang sama-sama punya riwayat kulit tokek kayak aku cerita pengalamannya saat dilaser CO2, katanya clekit-clekit kayak ditusuk jarum walaupun udah dibius. Wadaow, bikin tambah mules aja perutku.
                Empat puluh lima menit pun berlalu, aku pun dipanggil ke ruang eksekusi. Aku tidur dan dokternya mengambil alat yang kayak solder tapi ujungnya melengkung. Hi, serem. Alatnya dipanasi dan tiba-tiba ditempelin di pipi yang berkutil. Suaranya nyess kayak timah disolder. Rasanya kayak digigit semut, karena udah dibius jadi terasa sekitar 20% saja.
                Satu muka pada disolderin semua. Rasanya mukaku ini seperti printed circuit board (PCB) saja. Habis disolder, di kerik buat ngilangin sisa daging dan akarnya mungkin, persis kayak nyolder rangkaian. Hii...
                Tapi pas disolder bagian kulit yang nggak kebius. MasyaAllah rasanya kayak disengat emaknya kalajengking. Pas dibawah mata. Nggak urung aku nangis nahan sakit sampe meler hidungku. Sebenarnya nggak niat nangis, Cuma nahan sakit sampai nangis. Ya ampun, 15 menit rasanya lama banget. Tapi setelah 15 menit berlalu, akhirnya aku lega banget. Kayak orang ambeien bisa buang air besar. Mukaku rasanya panas...perih...nggak karuan deh. Katanya bekas luka bakal hilang 5 hari lagi.
                Setelah itu aku dikasih salep, setelah kena air kudu diberi salep itu. Nah, pasca disolder itu aku tersiksa banget. Apalagi dua hari setelah kejadian, mukaku guatel nggak ketulungan. Itu karena bekas solderan yang mengering dan udah mau sembuh. Guatellll banget sekujur muka. Nggak boleh digaruk karena takut infeksi. Aku Cuma bisa merem melek nahan gatal  sambil ngipasi muka. Sumpah merana. Aku juga setelah wudlu sampe berjuang nahan kentut biar bisa sholat untuk waktu berikutnya. Males kalo mukaku kena air nanti disalepin lagi.
                Kepalaku juga gatel banget karena nggak bisa keramas. Aduh mak, nggak kuat lagi rasane. Sampai-sampai mukaku nggak bisa membedakan mana gatel akibat digigit nyamuk sama akibat disolder. Tapi dua hari setelah hari kejadian tak buat berenang periiih banget awalnya.
                Kapok deh ngelakukan kayak gini lagi. Tersiksa, sakit pula. Pokoknya kudu pake sunblock dan pake masker tertutup kalo naik motor. 
                Uh, pokoknya sengsara pol deh. Mau cantik aja kudu sampe kayak gini. Ya gimana lagi, derita si kulit tokek emang kayak gini. Tapi terselip rasa lega juga setelah melihat kutil sialan udah lenyap sampe akarnya juga, butuh perjuangan panjang masa hasil nggak memuaskan? Bye kutil...pergi kau keujung dunia, dehidrasi di gurun sahara, hilang di segitiga bermudaaaa...
Dasar kau parasit !

#nulis ini sambil senam wajah nahan gatel yang nggak tertahankan lagi. Semoga lima hari itu cepat berlalu, dan mukaku kembali kayak bayi ceprot lagi. Amiin. :)
0
Share

Minal Aidzin Wal Faidzin kawan pembaca....hope everything will reborn again :)

Saat lebaran adalah saat yang paling ditunggu, waktu berkumpulnya keluarga besarku.
Rujakan bareng dirumahku.

Di rumah kakek, Singosari.

Saudara kandung nenek dari ibu
Biasanya setiap lebaran aku Cuma ngepost gambar ketupat dan kue kering saja, nah sekarang ganti suasana ya...

Lebaran kali ini aku nggak mudik seperti tahun sebelumnya, karena nenekku yang kerumahku. Jadi banyak sanak saudara yang kerumah. Seperti saudara/i nenek, om dan pakde dari Surabaya juga kesini. Jadi rumahku ruamee....halaman rumah pun jadi tempat parkir mobil dadakan ala valet parking di mall-mall tapi gratis.
Seneng juga kalo rumah rame, dikunjungi saudara-saudara yang jarang bersua, makan bareng, bukannya banyak tamu banyak rejeki? :P
Jadi deh nggak mudik kemana-mana, tapi jadi jalan juga ke Malang ke rumah kakek. Bukannya nggak lengkap kalau lebaran tanpa nglencer? hehehe...
0
Share
Flute's concert mistress :)

Let’s catch your dream!

Biarkan aku bercerita tentang sebuah impianku.

“Manusia itu terlahir dengan sebuah bakat, tapi tergantung dia mau menggalinya atau nggak. Kalau nggak mau bakat itu akan terpendam selamanya. Bakat pula terlahir dari pengamatan di sekelilingmu yang akan berkembang menjadi hobi, dan itu pula akan membentuk bakatmu.”
“Selama ini aku nggak pernah tumbuh di lingkungan musik. Aku lebih suka hal-hal yang alamiah/naturalistik. Tapi bakat itu keluar begitu aja dan kugali pelan-pelan, dan entah mengapa kini aku ingin menjadi sebuah pemusik handal disamping kuliahku di bidang teknik dan eksakta. Bukankah ilmuwan juga butuh seni? Lihatlah Albert Einstein, dia pintar main biola.”
“Seni dibutuhkan oleh semua orang untuk penyegaran akan emosi yang menumpuk karena disengaja atau tidak. Dari situlah muncul keinginanku untuk menghibur semua orang dengan bakatku, menjadi concert mistress. Entah concert mistress untuk flute (seperti pada gambar) atau biola.”
“Bisa juga disebut sebagai pemeran utama dalam sebuah orkestra. Yang pemain alat musik tunggal, entah itu biola, flute, cello atau apalah, dan diiringi oleh orkestra yang suaranya sangat agung...”
“Pasti kelihatan gagah, keren, aku akan memakai pakaian indah, high heels (tapi lebih nyaman wedges) dan bergaya sejadi-jadinya seperti concert master/mistress yang pernah kulihat di video maupun televisi.”

“Em....hei Une, steht auf! Ini bukan saatmu untuk bermimpi, tapi untuk berusaha. J”


0
Share

Terlambat dikarenakan ada beberapa problem :
1. Mau lebaran, sibuk bantu-bantu emak buat sayur dan ketupat
2. Internet super kura (lambat)
3. Males.

Tapi sayang juga kalau nggak dipost, karena aku udah hadir untuk mengambil gambar saat suasana upacara sebagus mungkin. Langka sekali lho, mahasiswa bisa ikut upacara.
Aku sebenarnya ikut upacara sama Emak di Alun-Alun Kota Lumajang. Lumayan bisa ketemu Pak Bupati. :D
Tujuh belas Agustus kali ini sangat spesial, karena tepat pada hari Jumat dan bulan Ramadhan, seperti 17 Agustus 1945 kan suasananya seperti ini, Cuma pengibar benderanya pake celana pendek dan nggak cantik kayak sekarang, hehe.
Salut buat paskibra yang mau latihan dan berjuang habis-habisan selama bulan Ramadhan untuk negeri :)
Sebenarnya sih aku dulu pengen ikut paskibraka, aku kan cantik, pinter, sayang kurang tinggi sepuluh centi...aja. :P
 Ya nggak apa-apalah, mungkin ada kesempatan yang lain bagiku. Mungkin bisa jadi punggawa orkestra kemerdekaan di grahadi Surabaya :). Okelah, semoga saja.

Dirgahayu Republik Indonesia ke 67 ! Merdekaaaaa...

0
Share
Empat Agustus itu akhirnya datang juga. Setelah lama kutunggu sejak awal Ramadhan, akhirnya penantian itu mencapai hilir juga :)
Lumajang ramai di malam hari, hiruk pikuk masih menandakan bahwa kota itu masih bernafas. Biasanya diatas jam sembilan malam sudah menjadi perumahan masa depan (sepi kayak kuburan maksude).
Ternyata hari ini ada patrol yang diadakan setiap bulan Ramadhan oleh takmir masjid Anas Mahfudz yang tercatat sebagai masjid termegah di Lumajang. Entah mengapa aku kok bernafsu pengen lihat, biasanya aku cuek sekali kalau ada rame-rame kayak gini. Mungkin saja aku butuh refreshing gratis juga.
Setelah tarawih, aku dan sekeluarga langsung menuju TKP. Jalan rame sekali, mendekati macet untuk seukuran kota kecil seperti Lumajang. Beruntung sekali patrol melewati depan rumah budeku. Jadi nggak usah bingung cari tempat nonton, langsung capcus saja kesana. Enak kan, bisa numpang pipis gratis :P
Eh, ternyata patrol mulai pukul 21.00 jadinya aku nunggu agak lama juga. Penonton sudah menyemut di jalanan. Wuih, penontonnya buanyaaaaaaaak....
Setelah ditunggu, rombongan patrol pun akhirnya lewat juga. Awalnya terdengar asal-asalan saja karena nada yang tercipta hanya dari kentongan dan bilah-bilah bambu serta alat masak bekas, sekilas emang kayak mau nangkap kuntilanak ya? Tapi kalau dimainkan secara rancak dan terurut akan tercipta nada-nada yang unik dan ramai. Philharmonic Orkestra aja kalah. Bikin aku pengen joget aja karena musiknya seru !
Mobil hiasnya aja lucu-lucu, ada yang masjid, gapura, juga banyak yang menampilkan aksi yang tak terduga. Tak lupa aku mengabadikan sebisanya dengan kamera pocket tersayang, aksi kreatif dapat dilihat seperti gambar dibawah.
Ada naga nyasar dari CHINA...
Ada pula setan bangkit dari kubur. Untunglah cantik mbak.
Kreatif.. :D
coba lihat yang paling kiri, ada gorilla :S
Hiasan yang lucu...
Untanya lucu, bisa mengangguk-angguk...




Sepanjang jalan berjoget dengan penuh semangat pesertanya ! tentu saja sambil bersholawat dan menyanyikan lagu-lagu bernuansa religi.

Pesta selesai jam sebelas malam. Aku langsung pulang biar nggak telat bangun sahur. Nyampe dirumah jam setengah duabelas.

 Dan ternyata benar, satu rumah kebablasan sahur juga! Emm..jangan ditiru ya? Hehe :)

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Sebuah Opini : Musik Klasik Untuk Semua
    Belajar musik klasik? Ogah ah, sulit, musiknya orang tua-tua. Mendingan belajar musik pop, cepet dikenal dan mudah. Mungkin banyak ...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose