• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
Walaupun agak terbatuk-batuk dan terpilek-pilek, insyaallah aku tetap punya semangat untuk menceritakan pengalamanku selama Diklat Prajabatan PLN Angkatan 37 :)
Setelah Kesamaptaan, Pasukan PLN angkatan 37 langsung digiring menuju Udiklat Suralaya "Primary Energy and Power Generation" Untuk mengikuti diklat Bimbingan karakter selama sepuluh hari plus libur tiga hari karena ada libur Idul Adha.
Lebaran jauh dari keluarga? Ah siapa bilang, karena sekarang PLN 37 adalah keluarga besarku yang baru, yang selalu lucu, seru dan saling peduli satu sama lain.
Pasca Shalat Idul Adha
Lebaran nggak makan daging? Ah siapa bilang. Malam takbir kami habiskan dengan bakar-bakar daging ikan sambil mempererat keakraban diantara kami. Yang penting daging kan !
Jalan-jalan ke Kelapa 7 sambil melihat tongkang, heheh
Keesokan harinya kami sholat Idul Adha di Lapangan basket Udiklat Suralaya, lalu makan bareng sambil foto-foto dan jalan-jalan ke pantai Kelapa 7 kurang lebih 800 m dari lokasi udiklat. Lumayan lah daripada suntuk di kamar.
                                         
Bersama teman kelas D
Oh ya, Bimbingan karakter itu ngapain aja? Bimbingan karakter itu sebenernya tentang materi-materi sifat, perilaku yang harus diterapkan saat di perusahaan. Selain itu ada tes psikologinya pada awal-awal. Kamu tahu sifatku kayak apa? Karakterku adalah Dominance 12 ! Dominance dengan skor tertinggi. Yang berarti adalah bersikap tegas, paling takut dengan kegagalan, dan...yah, pemimpin banget deh. Padahal aku sendiri? Nggak ada jiwa pemimpin sama-sekali XD.

Setelah 10 hari bergelut dengan panasnya Suralaya, kini waktunya bertolak ke Jakarta untuk pengenalan perusahaan. Ya...tentang seluk beluk PLN dikupas secara detail, tentang proyek PLN, Perencanaan Korporat, Bisnis, etcetera. Saat itu acaranya di Pusdiklat PLN Ragunan, dan kami harus menginap di asrama Museum listrik dan Energi baru di Taman Mini Indonesia Indah. Jadilah, kalian tahu apa yang kami lakukan saat weekend? Jalan-jalan di TMII bung, hahah lumayan :)
TMII! Didepan Rumah Adat Tongkonan.
Setelah Pengenalan Perusahaan, inilah saat yang ditunggu-tunggu, yaitu pembidangan. Dimana kita akan dipencar ke 3 lokasi diklat, Pembangkit : Udiklat Suralaya, Transmisi : Udiklat Semarang, dan Distribusi : Udiklat Pandaan. Aku saat itu memilih Transmisi, entah kenapa lotere dapat distribusi. Sempet sih nangis cupu gara-gara kecewa. Tapi aku berhasil menguatkan hati, Distribusi : balik ke kampung halaman, yeei ! 
Nantikan kisahku saat pembidangan ya !

0
Share
Haii...ketemu lagi. Saat ini aku sedang mengikuti Diklat Prajab PLN angkatan 37 di Pusdiklat PLN Ragunan, acara Pengenalan Perusahaan. Wow, bener-bener long way to go, mulai dari Samapta sampai hari ini. Kangen emak? Bapak? pasti, resiko untuk sebuah cita-cita bukan? Hehe.
Karena jauh dari emak, atau fisik yang terlalu diperas, atau syok, kurang makan, cuaca yang nggak cocok, jadi temanku banyak yang sakit flu, batuk, demam, infeksi saluran pencernaan bahkan asma. Hampir satu angkatan. Jadinya klinik pun tak pernah sepi. Sakitnya pun berkelanjutan, satu sembuh, nular lagi, jadi nggak ada ujungnya. Batuknya cukup ekstrim pula frekuensinya. Aku pun cukup khawatir, bagaimana kalau aku tertular? Aku kalau batuk pilek itu sampe 3 minggu. Ngeri. Apalagi ini jauh dari orang tua, kegiatan penuh, sayang sekali kalau sakit. Emakku mewanti-wanti agar jaga kesehatan saja.
tapi entahlah, Allah sayang sekali kepadaku. Allah memberikan tameng yang superkuat kepadaku. Aku nggak tahu terbuat dari apa. Yang jelas dari awal titik perjalanan (Batujajar) hingga sekarang aku belum sakit sama sekali. alhamdulillah. Lecet pun tidak, paling cuma mules mual aja. Mau tahu tips biar nggak sakit? Simak aja bung :

1. Makan yang banyak, jangan takut gendut. Makanan selama diklat bergizi dan bernutrisi tinggi. Ada buah, sayur dan daging. Jangan lupa beli susu sendiri ya. Jangan makan dikit, karena energi kita bakal dikuras disini. Jadi nggak bakalan gendut. Makannya pun selalu teratur 3 kali sehari.
2. Buah dan susu  tiap hari (Aku mengkonsumsi Bear Brand)
3. Minum madu tiap hari
4. Habbatus sauda sehari 2 butir
5. Olahraga dong :P
6. Selalu berpikiran positif dan gembira dalam setiap kegiatan.
7. Jangan ngeluh ! (Ini sulit banget karena sering dongkol)
8. Selalu...selalu menikmati dalam setiap kegiatan. Insyaallah everything will be ok !
9. Oh ya...minum air putih yang banyak, jangan takut pipis berkali-kali. Wong pipis itu gratis kok! Kecuali WC umum sih hahaha :P
10. Kurangi, eh kalau bisa jangan makan makanan atau snack yang mengandung Mononatrium Glutamat atau MSG dan juga yang mengandung sodium. Nggak baik, nggak sehat dan menyebabkan batuk !

0
Share
Dag dig dug dag dig dug ngeri juga menunggu kegiatan yang konon ‘dapat’ merubah hidup kita. Emang terkesan hiperbolis sekali, tapi berdasarkan cerita dari angkatan sebelumnya, mereka mengaku kapok dan cukup sekali saja mengikuti kegiatan yang katanya horor. Selain itu katanya sih tahap terberat dalam diklat prajab PLN adalah Kesemaptaan ini. Setiap hari ditakut-takutin sama senior, yang diginin, digituin. Hmm...mampukah aku melewati semua tahapan itu walau dengan nyali yang makin menciuuut?
Mau nggak mau akhirnya hari itu datang juga. 1 Oktober 2013. Katanya orang masuk kandang macan. Sebelum mengikuti kegiatan itu, aku melihat-lihat foto Kesemaptaan angkatan 24, dan dari situ aku berpikiran bahwa kegiatan kesemaptaan itu seru dan mirip Pramuka semasa SMA, yah sebenarnya untuk menghilangkan depresi aja sih, hehehe :)
Tapi aku juga nemukan kesemaptaan versi lain untuk calon pegawai bea cukai. Tambah parah dan ngeri, kelihatannya nggak ada asik-asiknya !
Akhirnya calon dari ITS berangkat dari kantor PLN Disjatim hari Minggu naik bus. Perjalanan yang cukup panjang membuat pantat tambah panas, ditambah pikiran makin panas mikirin kita bakal jadi apa disana? Haha. Bagaimana tidak, kita cewek manis, kalem, yang biasanya duduk-duduk di kafe masuk ke PUSDIKPASSUS BATUJAJAR dan dilatih oleh Kopassus?
Sampai disana kira-kira subuh. Sampai sana, di PUDIKPASSUS BATUJAJAR keder banget karena ada tulisan “ANDA RAGU-RAGU KEMBALI SEKARANG JUGA”. Sempat gemetar juga, auranya serem. Busyet dah kita langsung masuk barak putri dan membersihkan diri. Baru 10 menit berjalan, langsung disambut teriakan khas dari pelatih yang menyuruh kami sarapan. Langsung deh kocar-kacir ganti baju. Soalnya kalau telat katanya dapat hukuman yang mengerikan....hiiii
Setelah itu seragam dan sepatu dibagikan. Seragam berwarna hijau tua dan sepatu boots dengan tulisan TNI-AD, ada sabuk dan topi rimba. Atributnya militer banget deh. Mereka menyebutnya seragam PDL (Pakaian Dinas Luar). Aku bingung juga, pusing juga nih kaki kalau setiap hari pake sepatu PDL, udah berat, sakit, keras, panas pula. Duh, bakalan lecet dan jamuran nih kaki. Selain seragam dan sepatu, kami juga mendapat peralatan makan dan mug untuk minum. Baru besok acara dimulai, kita udah disuruh baris dan nyanyi. Dikit-dikit baris kayak anak bebek. Mau makan baris, katanya temenku kayak di penjara aja, apalagi makannya di ompreng dengan tulisan TNI-AD. Hiyaaah... Tapi aku bersyukur masih bisa makan. Aku harus makan yang banyak karena fisik kami diperas habis-habisan. Khawatir sakit.
Sebenarnya aku udah mempersiapkan fisik jauh-jauh hari, mulai dari joging dan naik gunung. Dan ternyata benar, selama di Pusdikpassus ini kita jalan dan nyanyi yang keras lagu-lagu korsa. Baris harus rapi dan jalan harus cepat. Kaki rasanya udah nggak karuan lagi rasanya. Tabir surya dengan sun protection factor 50 sudah menjadi kawan sehari-hari. Push up? Sudah biasa. Sakit batuk pilek  panas? Penyakit biasa. Tapi untunglah aku sehat-sehat saja selama di Pusdikpassus, karena aku menjalaninya dengan bahagia ! Suer deh. Aku tetap tabah, saat itu adalah masa-masa disiplin paling hebat !
Running
Persiapan snapling
Tapi jujur ya, aku suka banget dengan acara ini, seru! Banyak teman dari berbagai daerah yang mengajariku macam-macam bahasa dan budaya, merasakan kebersamaan dan keberanian. Kegiatan yang penuh tantangan dan ketinggian aku selalu menantinya dalam setiap malam hingga aku nggak bisa tidur. Habisnya kalau materi aku ngantuk banget di kelas.
Dan permainan yang aku tunggu akhirnya tiba juga. Mountaineering. Permainan yang berhubungan dengan ketinggian, seperti snapling dan running di papan. Biasanya di lakukan di tebing tapi kali ini dilakukan di papan sembilan puluh derajat dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Ada juga permainan luncuran, titian tali dua dan rayapan tali satu yang bikin pegal semua, haha.
Beberapa hari kemudian, kejutan  yang paling aku tunggu datang juga, yaitu main ke Situ Lembang. Situ Lembang merupakan kawasan dekat Tangkuban Parahu, danau yang sangat indah tetapi dibuat latihan perang oleh kopassus. Jadi cukup banyak ranjau disana. Tidak sembarang orang bisa masuk kesana. Jadi aku beranggapan cukup spesial ya cewek lemah lembut bisa masuk ke lokasi perang kayak gini. Hehe.
Selama kegiatan selalu ditemani dengan suara tembakan dan letusan. Cukup kaget saja dan serasa terlempar di medan perang. Apalagi pelatih selalu menakut nakuti bakalan dimakan anakonda atau macan kumbang lapar yang setiap saat dapat memangsa kita.
Tapi sayang, di Situ Lembang hujan deras. Jadinya suhu disana makin dingin dan cukup membuat beberapa sobat menggigil dan asma. Ditambah pakaian basah dan tenda merembes, veldbed yang kami tiduri pun ikut basah. Semoga saja semuanya baik-baik saja. Untunglah aku sudah pendinginan di Ranukumbolo,hehe. Ranukumbolo mah lebih ekstrim dinginnya :D
Caraka malam
Pegang ular, hiiy
Survival, cari logistik
Malamnya kami langsung caraka malam, acara yang kulalui dengan penuh semangat. Berjalan dalam keadaan gelap gulita. Cukup banyak kejutan selama perjalanan. Hawa yang dingin menjadi panas karena tegang, hehe. Gerimis dan kunang-kunang pun ikut meramaiakan. Pakaian penuh dengan lumpur yang baunya busuk -_- badan aduhai gatal semua. Langsung tidur, nggak usah mandi. Karena habis kotor-kotoran terus mandi itu terlalu mainstream. Ada pula materi survival dan pelajaran menangkap ular. Aku coba maju sebagai perwakilan dari putri, lumayan lah foto gratis sama ular unyu :3 hehe. Setelah ditangkap, lalu dijadikan sate dan dimakan bebarengan. Rasanya seperti sate kambing, Cuma agak anyir.
Dan, dua hari kemudian usailah acara kesemaptaan. Pada hari akhir ada acara ramah-tamah ditambah dangdut koplo. Entah kenapa aku menangis meninggalkan tempat ini, entahlah...apa karena aku udah akrab dengan semua pelatih? Ataukah rindu dengan ompreng? Barak? Tidak ada yang tahu.
Yang jelas, aku bangga dengan pelatihku. Bangga sekali. Dan yang terpenting aku berhasil melewati tantangan selama sepuluh hari ! Yeeei!  Berhasil, Berhasil, Berhasil, Oyeeei ! Aku berhasil melewati kegiatan yang merubah skin tone-ku !

Beberapa foto angkatan 37 :
Penutupan
Potong Tumpeng
Snapling
PBB
Kena hukuman sekaligus kejutan
Titian tali dua, sambil teriak PLN-PLN !
Rayapan tali satu
Persiapan makan ular


Baris Sambil nyanyi keraas
Tiaraaap, eaaa
Gulung gulung di lumpur bau kubangan
Main di hutan
Basah-basahan dengan Air Suci, haha
Psikologi Terapan
Rolling di bebatuan, aduuh sakiit....tidak ada toleransi cewek cowok

Beberapa lagu korsa kenangan selama di Batujajar :

1. Batujajar Tak Akan Kulupa
Batujajar tak akan kulupa,
Tempat kita berlatih bersama,
Siang malam selalu ditempa
Tuk menjadi karyawan PLN (2x)
Itulah harapan bangsa dan negara menjadi karyawan PLN !

2. Derap Langkah
Derap langkah nan gagah perkasa
Seirama dan saitu suara,
Sambil Bernyanyi lagu hura-hura
Itulah langkah karyawan PLN
Ayun kakimu kiri dan kanan,
Atur langkah Jaga kerapian,
Jangan sampai merusan barisan
Banjar dan safnya harus diluruskan

3. Long March
Long March, adalah jalan jauh,
Yang harus, kita tempuh dengan semangat satria
Naik gunung, turun gunung, tiada mengenal lelah
Kaki bengkak sepatu dipundak, kerongkongan haus dahaga
perut lapar badan gemetar, tetapi tetap kutahan
Siap tunggu perintah.

4. OtoBemo
Otobemo otobemo
Beroda tiga
Tempat berhenti, ditengah-tengah kota
Panggil nona panggil nona
Naik kereta
Nona bilang, tidak punya uang, jalan kaki saja

5. It's a long way
It's a long way, siswa PLN
It's a long way to go
It's a long way, siswa PLN
Goodbye my lovely one!
It's a long long way siswa PLN
It's a long way, to go.

(Nangis nyanyinya, lagu ini menggambarkan perjalanan panjang yang harus ditempuh oleh para tentara, dan rela meninggalkan keluarganya. Seperti calon pegawai PLN)

4
Share
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Aku sangat bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk berjalan-jalan di dataran tinggi di bumi Lumajang ini, seminggu sebelum aku melaksanakan diklat prajabatan PLN.
Panorama Sepanjang Perjalanan Menuju Argosari. No editing.
Gerbang Desa Argosari
Kali ini aku ke puncak B-29 Argosari, Lumajang, barusan sampai di Lumajang aku langsung menuju kesana bersama papa tersayang dengan sepeda motor keluaran Yamaha yang terbaru, Yamaha X-Ride (Extreme ride). Katanya bisa dibuat medan yang ekstrim, maka dari itu sekarang diuji mental dan ketahanannya, huahahaha :D
Gunung Semeru dan Anaknyaaaa
Banyak orang yang belum mengetahui kawasan Agrowisata puncak B-29. Tahunya B-29 itu adalah nama sabun batangan (konon katanya sabun B-29 terinspirasi dari nama puncak ini). B-29 merupakan puncak kaldera tertinggi di Gunung Bromo dengan ketinggian 2900 mdpl. Disana terdapat perkebunan sayur bawang dan kol kubis milik warga, pemandangannya apik dan hawanya adem banget. Bisa ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Di Argosari juga terdapat pemukiman warga, jadi total Lumajang memiliki dua pemukiman warga di dataran tinggi, yaitu Ranupani dan Argosari, keduanya terletak di kecamatan Senduro, mirip dengan Altiplano di Amerika Latin. Tapi B-29 ini keren banget lho, ketinggian 2900 mdpl. Sama dengan ketinggian Arcopodo di Semeru. Kita dapat melihat gugusan Semeru dari sini ! Bukan hanya Semeru, apabila kita berhasil mencapai puncak B-29 kita dapat melihat Gunung Bromo dan Batok dibawahnya. Beneran !
                                                      Masjid di Puncak B-29                                         
Yang paling membahagiakan, Islam akhirnya sudah merasuk di sana yang didominasi oleh suku Tengger. Disana ada pura tertinggi dan masjid dengan ketinggian 2900 mdpl (menurutku ini masjid tertinggi di Jawa). Penduduk sudah banyak yang diislamkan, dan adanya program Agrodakwah dari Hidayatullah. Alhamdulillah, masjid-masjid pun mulai dibangun.
Tapi sayang, karena medan yang naik terus menerus, walau jalannya pun sudah apik, X-Ride ternyata belum mampu menaklukannya. Sekitar 2 km dari puncak X-Ride-ku berasap parah dan bau nggak enak. Untuk menghindari hal-hal yang mengerikan, akhirnya aku dan papi menghentikan perjalanan. Memang sih, penduduk sana motornya pake yang motor cowok yang koplingan, agak dimodif dikit atau pake jeep. Kalau pake motor matic lewat daaah...
X-Ride merasa kecewa, padahal kurang 2 km lagi dari sini !
Jadinya aku dan papi ngiler karena belum bisa mencapai puncak, langsung pulang aja dan belum bisa mencicipi sensasi shalat di ketinggian 2900 mdpl. Suatu saat, pasti.
Semoga, dengan tulisan ini dapat mengenalkan B-29 menjadi destinasi terkenal kedua setelah Semeru, amin :)
Cek Perjalanan ke puncak DISINI !


5
Share

Akhirnya wisuda juga, Alhamdulillah, wisuda yang ditunggu selama 3 tahun, penuh perjuangan dan deraian air mata. Hari yang sangat membahagiakan akhirnya datang juga. Memakai baju toga, kebaya warna pink, grey contact lens, make up yang lengkap, Hijab do,  high heels, dan tuntutan harus tampil sempurna di hari yang istimewa ini. Bangun jam 4 pagi, menyiapkan segalanya jauh-jauh hari untuk satu hari yang paling aku tunggu, Wisuda.
Meninggalkan semua dunia kampus, dosen, tugas, praktikum, kosanku yang selalu aku rindukan :')
Aku sudah diwisuda,itu berarti aku bukan mahasiswa lagi, dan harus siap memasuki dunia kerja.

PLN, aku datang !

0
Share


Alhamdulillah, segala Puji Bagimu Allah, Tuhan Semesta Alam. Aku sangat bersyukur bisa mengunjungi hamparan surga di bumi Semeru. Impianku semenjak SMU, sebelum film 5 cm tercipta akhirnya tercapai juga. Indah nian pemandangannya. Walaupun cukup banyak halangan dan kontroversi saat aku hendak menuju kesini. Tapi akhirnya, aku mencoba menepis semua keraguanku. Aku harus bisa mencapainya sebelum aku lulus, Sebelum aku bekerja, apapun yang terjadi !
Awalnya aku memang terkapar lemah di ranjang kosan. Sakit demam dan influenza. Padahal ke Semeru tinggal beberapa hari lagi. Aku berdoa, semoga diberi kesembuhan. Aku sendiri udah beli tas gunung dan sandalnya. Nggak mungkin banget aku meninggalkan semuanya. Sudah packing juga. Emakku sebenarnya udah melarang karena kesehatanku belum pulih betul. Aku ngotot aja, pasti sembuh.
Satu hari sebelum keberangkatan, aku dapat kabar dari temaku bahwa keberangkatan diundur dikarenakan beberpa hal. Diundur tiga hari. Entahlah, aku bahagia atau tidak, yang jelas ada harapan agar tubuhku kembali fit. Dan kabar buruknya, hari keberangkatan berbenturan dengan jadwal pengumuman kesehatan PLN. Sudah bisa diduga, orang tuaku kebingungan, dan aku berusaha meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Segala keperluan logistik, Sleeping bag, matras, tenda, sudah kusiapkan dari pinjeman teman-teman. Tinggal berdoa dan berangkat. Eh sial pemberangkatan yang rencananya jam 13.00, ditunda ashar, dan ditunda lagi subuh. Hatiku khawatir banget, khawatir nggak jadi. Ya Allah, semoga aja jadi. Kutelepon temanku berkali-kali. Pasti jadi kok.
Sumpah persiapannya repot banget. Kalau aku sih persiapan fisik kayak joging, senam-senam ringan. Lalu untuk makanannya aku bawa mi instan dan bubur. Cemilan dan air 1,5 L juga. Untuk air jangan banyak-banyak karena disana banyak sumber mata air yang segar dan alami.
Jadinya kita berangkat dari Surabaya setelah shubuh naik motor menuju Tumpang, Malang. Sebenarnya lebih keren lewat Lumajang tetapi lebih jauh karena kami berangkat dari Surabaya. Aku bersyukur banget akhirnya bisa pergi juga, kesehatanku udah fit beneran, walau sedikit ketakutan dengan hasil tes kesehatanku juga. Normalnya perjalanan hanya 2,5 jam, tapi berhubung banyak rintangan seperti ban bocor, terus perut lapar, jadinya perjalanan agak lama juga.
Sampai di Tumpang kira-kira pukul 9.30 WIB. Yang cowok-cowok bertugas untuk  mencari dan menawar harga jeep untuk naik ke Ranupani. Untunglah ada salah seorang teman yang pernah ke Semeru, jadinya agak tenang karena dia bisa jadi Guide gratisan kita. Aahh…akhirnya arek cillik Lumajang yang dulu bisanya tolah-toleh akhirnya bisa ke Ranukumbolo, impian yang ia pendam sejak lama!
Happy On the Jeep
Selama perjalanan naik jeep, sumpah sakit semua karena pinggangku terbentur, perutku juga. Jalannya sangat berdebu dan berbatu, naik juga. Tapi pemandangannya keren banget, nggak mungkin bisa dilupakan kecuali kalo otak udah diformat, hahaha.
Kutatap Bromo Dari Atas Sini
Selama perjalanan, kami melewati beberapa kawasan wisata, seperti Coban Pelangi, lalu melewati bukit bergurat yang indah yang merupakan gugusan gunung Bromo. Bibir Kami tak berhenti bergetar mengucap kekaguman, tak jarang juga mengabadikannya. Kami semua sukses menepis keraguan bahwa menaklukan trek itu mudah. Sungguh, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru emang indaaaaahhh !
Sekitar 2 jam kami udah nyampai Ranupani di Kabupaten LUMAJANG, bukan MALANG. Entah kenapa aku kok nyesel ya sama film 5 cm kok nggak nyebutkan LUMAJANG, tapi MALANG. Dan banyak  pendaki yang bilang Ranupani itu di MALANG, bukan LUMAJANG. Masyaallah, ini perlu diluruskan pemahamannya.
Kami siaaaap !
(Ki-ka : Heri keplek, Une, Cak Septian, Wahyu, Eka, Cak Killa, Pak Wo)
Udara di Ranupani cukup sejuk, airnya sedingin es. Kami rehat sebentar, shalat dan cuci muka, lalu segera menuju  ke titik awal penginapan kami, Ranukumbolo. Danau tertinggi di Jawa. Lebih rendah dari Titicaca di Peru.
Sepanjang perjalanan aku banyak mengeluhnya. Treknya emang nggak terlalu sulit buat pendaki cilik kayak aku. Cuma cukup bikin ngos-ngosan. 10,5 kilometer men, sungguh perjalanan itu rasanya tidak akan pernah berakhir. Dikit-dikit istirahat, minum Madurasa, makan roti. Aduh, jauh banget. Kami melewati Watu Rejeng, bukan gunung Ayek-Ayek. Walaupun capek nggak ketulungan, tapi pengen ngulangi lagi. Sepanjang perjalanan kami sering menyapa para pendaki lain yang baru turun. 
Pos Satu Yang cukup Panjang !
Istirahat sebentar, capeek
Kabut sudah mulai turun, padahal baru pukul 14.00. Kami bergegas meneruskan perjalanan. Tetes air mulai terasa, tapi kami harus segera sampai untuk beristirahat dan makan. Walaupun pos 3 sungguh berat sekali !
Pukul 17.00. Akhirnya sampai juga, 5 jam perjalanan. Ranukumbolo, danau tertinggi di Pulau Jawa. Aku rasanya tak mempercayai bahwa kakiku yang sedari tadi rewel akhirnya sampai juga. Alhamdulillah. Kami segera mendirikan tenda. Dan hawanya aduhai dinginya ! Angin yang berhembus dari bukit sebelah kanan kami membawa aroma kotoran manusia. Yeeekk..emang wc alam, jadinya harus dinikmati saja lah. -_-
Tenda sudah berdiri. Kami segera shalat dan makan. Lalu segera masuk ke dalam sleeping bag untuk mengembalikan stamina untuk hari esok.

15 September 2013.
Kami tidak memaksakan diri untuk mencapai puncak, tapi untuk having fun! Sekuat fisikku aja. Oh iya, kami bertujuh, 4 cowok dan 3 cewek. 

Matahari pagi yang indah :)
Hawanya dingin banget, saking dinginnya, menyentuh sesuatu aja nyeri banget. Tetapi sang surya mulai datang, menyembul dari bukit, subhanallah, kehangatan itu akhirnya muncul juga. Kami semua berembug untuk melanjutkan perjalanan. Minimal sampai Kalimati.
Tanjakan Cinta Penguras Energi
Perjalanan akhirnya dimulai. Kami sudah siap untuk melalui trek pertama : Tanjakan Cinta. Dan aku nggak pernah percaya dengan mitos yang beredar di kalangan pendaki yang katanya bakalan mendapatkan jodoh. Emangnya jodoh di tangan tanjakan cinta? Hehe
Oro-Oro Ombo
Setelah tanjakan cinta, kita disambut dengan sabana Oro-oro ombo yang superluas. Asalnya bunga di Oro-oro ombo berwarna ungu, berhubung musim kering jadi coklat. Kami tetap bersemangat mencapai pos selanjutnya, Cemoro Kandang.
Sampai di Cemoro Kandang, angin mulai kencang, suara angin menderu yang seringkali disebut angin kereta. Di Cemoro Kandang didominasi dengan vegetasi cemara gunung. Temanku nyebut dengan sebutan tanjakan putus asa, karena jalannya naik terus dan membosankan !
Selama di ‘tanjakan putus asa’ kumat ngos-ngosanku. Dikit-dikit berhenti, minum. Sama temenku cowok disemangatin kalo tinggal dikit lagi Jambangan. Padahal sumpah masih jauh dan hampir bikin putus asa aja !

Istirahat  dulu di Jambangan
Tapi nggak lama kemudian kami sampai di Jambangan. Kubah gunung Semeru mulai terlihat. Kami semua istirahat agak lama sambil foto-foto dulu. Berhubung aku bawa power bank jadi kameraku yang dipake terus-terusan. Trek menuju Kalimati dari Jambangan sangat ringan dan tidak jauh, jalannya landai.
Edelweiss....
Kalimati...Sayang Mahameru Berselimut Kabut :(
Kalimati, 2900 Above Mean Sea Level
Akhirnya kami sampai juga di Kalimati. Kakiku udah letoy banget. Beberapa teman yang lainnya mencari air di Sumber Mani, sumber air terakhir. Sedangkan aku memasak makanan. Kami nggak ada niatan untuk berkemah disana, Cuma mampir, terus balik ke tenda. Walaupun banyak pendaki yang bilang sayang kalau nggak sampai puncak, tapi aku tetap fun kok! Niat kami bersenang-senang, bukan untuk menaklukkan puncak. Sebenarnya sih gara-gara kakiku udah patah-patah ginii. :D

Sekitar pukul 14.30 kami balik ke tenda. Ah, menyenangkan sekali. Dari Kalimati aku dapat melihat kubah Mahameru dan guratannya sangat jelas. Kabut yang adem, dan fenomena angin kereta yang menderu-dan menabuh-nabuh gendang telinga. Ah….aku senang sekali!
Menghangatkan Diri !
Sekitar pukul 17.00 kami udah sampai di tenda. Capek semua. Ditambah hawa yang dingin makin menambah ngilu tulang. Tetapi kami tetap gembira, membuat api unggun dan susu hangat, lalu bersenda gurau sepuasnya, bercerita hantu, mengkhayal dan menjadikan kami semua puitis sambil menatap gemintang. Bahagia sekali!

16 September 2013
Masak dan makan Besar !
Waktunya kembali ke Surabaya. Kami packing dan masak besar-besaran. Semua logistik harus habis hari itu juga untuk mengurangi beban. Kami juga dapat bocoran potong kompas melalui Gunung Ayek-Ayek dari warga sekitar, kalau lewat sana bisa menghemat separuh waktu daripada Watu Rejeng. Ya sudah, kami semua memutuskan lewat sana, karena ingin segera sampai dan hitung-hitung trek baru.
Perjalanan Pulang :)
Ealah ternyata lewat gunung Ayek-Ayek makin menyengsarakan. Jalannya naik terus, setelah sampai puncak jalannya turun terus, bikin kaki tambah keki dan stress. Jalannya berdebu parah, dan hanya menghemat waktu satu jam saja daripada Watu Rejeng. Oh men, mukaku udah coreng moreng debu Semeru -_-
Panorama Perkampungan dan Perkebunan Warga dari Jalur Gunung Ayek-Ayek
Jalur Gunung Ayek-Ayek melalui perkebunan sayur warga, pemandangannya lebih alami dan  penuh dengan perbukitan. Akhirnya sampai juga di Ranupani dengan penuh penderitaan selama perjalanan. Nafas bengek gara-gara debu yang berterbangan akibat langkah kita.
Di Ranupani, kami segera mandi dengan air yang sedingin es, persiapan untuk meninggalkan Semeru, gunung abadi tempat bersemayamnya para dewa. Aku tak pernah menyesali, mengorbankan pengumuman kesehatan demi Semeru, yang indah.
See Ya !
Dewa 19 – Mahameru
Mendaki melintas bukit
Berjalan letih menahan menahan berat beban
Bertahan didalam dingin
Berselimut kabut Ranu Kumbolo…Menatap jalan setapak
Bertanya – tanya sampai kapankah berakhir
Mereguk nikmat coklat susu
Menjalin persahabatan dalam hangatnya tenda
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
Masihkah terbersit asa
Anak cucuku mencumbui pasirnya
Disana nyalimu teruji
Oleh ganas cengkraman hutan rimba
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
Mahameru berikan damainya
Didalam beku Arcapada
Mahameru sampaikan sejuk embun hati
Mahameru basahi jiwaku yang kering
Mahameru sadarkan angkuhnya manusia
Puncak abadi para dewa….
0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Sebuah Opini : Musik Klasik Untuk Semua
    Belajar musik klasik? Ogah ah, sulit, musiknya orang tua-tua. Mendingan belajar musik pop, cepet dikenal dan mudah. Mungkin banyak ...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose