• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
Phthirus pubis nyantol di rambut, hiiii...
Karena nganggur, entah mengapa aku ingin curhat pengalaman 'gatal'ku pas SD. Padahal biasanya malas sekali cerita masa lalu, apalagi yang menggelikan seperti ini. Coba saja deh simak ceritanya :

Tahun 2002, aku masih kelas 4 SD. Rambutku saat itu pendek karena emak nggak ngijinkan aku punya rambut panjang, dengan alasan aku anaknya agak slebor dan malas sisir. Dan saat itulah wabah tuma (kutu rambut) sedang menjamur di kelasku. Di kelasku aja ada sekitar 5 anak cewek yang berkutu.
Sialnya karena aku temenan dekat sama mereka, mau nggak mau aku juga wajib tertular. 
Hari pertama aku berkutu rasanya kepala ini gatal nggak ketulungan. Keramas biasa nggak mempan. Lalu kugaruk kepalaku dengan gemas berampur kesal, rasanya ada yang merayap dengan gemulai di sela-sela rambutku.
karena penasaran, kepalaku kuperiksakan ke emak, ternyata aku positif berkutu ! Aaarghh...ternyata bener dugaanku ! Aku tertular kutuan dari teman-temanku ! 
Saat itu juga aku langsung beli serit (sisir bergigi rapat turun-temurun dari nenek moyang) untuk senjata andalan melawan kutu dan merontokkan kor (telur kutu yang nempel di rambut). Karena giginya rapat, rambutku malas kusisir sehingga 'njindeli', maka saat disisir serit itu sakitnya minta ampun! Hii...
Setiap hari juga rajin melakukan petanan, sekali dapat kutu, aku yang memijitnya dengan sepenuh hati sampai bunyi cetok, cetok ! Haha...gemes sekali rasanya.
Sisir serit (sumber : http://kfk.kompas.com/)
Bukan hanya itu, saat keramas rambutku juga digosok-gosok dengan kain handuk putih bercampur dengan busa sampo dengan sekuat tenaga sampai kepalaku pusing nggak karuan. Setelah digosok aku lihat kain putihnya, ternyata banyak kutu rambut yang nempel disana. Hiii...semakin beringas aja aku menggosoknya. 
Saat itu mau beli sampo Peditox tapi karena kota kecil, maka tidak tersedia, sehingga aku pakai sampo biasa aja dan kugosok-gosok rambutku dengan kain putih tiap hari kayak orang gila. Pernah suatu saat aku hampir putus asa dan pengen menggunduli rambutku atau kubasuh minyak tanah. Tapi setelah membaca berita ada anak berkutu rambutnya dibilas minyak tanah lalu langsung tewas aku jadi nggak berani.
Kira-kira 1 bulan kemudian aku udah divonis bebas kutu. 
Phthirus pubis dewasa
Beberapa bulan kemudian aku naik ke kelas lima, eh kepalaku terasa gatal lagi ! Setelah kuperiksa ternyata aku berkutu lagi ! Ya Allah, aku kesal sekali saat itu, gatalnya nggak ketulungan. Tapi untunglah aku udah menemukan cara yang manjur untuk membasmi kutu brengsek itu.
Aku ketularan lagi  gara-gara teman dekatku yang dijuluki Si Raja Tuma karena dia berkutu terus dari SD kelas 3 sampai sekarang. Rambutnya sampai kaku sekali kayak sapu ijuk gitu. Sialan banget...aku mau menjauhin dia juga nggak tega.
Dan setelah aku menggilas habis tuma-tuma itu, maka aku sembuh dan berusaha sekuat tenaga menjaga rambutku agar nggak berkutu lagi. Kalau umur segini udah nggak jaman lagi yang namanya berkutu, nanti cowoknya pada kabur lagi ! hahaha ...


0
Share
"Buktikan kalau Lumajang nggak hanya punya Gunung Semeru !
Sudah terbukti melalui post ini kan?"

Panorama seindah ini seharusnya layak juga dijadikan syuting film, entah judulnya 30 cm atau 40 km. Kalau aku setujunya 40 km karena jaraknya dari pusat kota Lumajang sekitar 40 km an. Jalannya juga cukup bikin orang yang nggak kuat mental meregang nyawa (heheh, maaf terlalu nakutin). Kalau pelan-pelan sekitar 2 jam, kalau normal ya 100 menitan. Kalau sedikit-sedikit berhenti buat muntah, pipis atau foto-foto lain lagi, bisa-bisa 4 jam ! :0

Kalau teman-teman ingin kesini, langsung aja menuju barat daya kota Lumajang, lewat Labruk, Tempeh, lalu kecamatan Pasirian. Bisa mengendarai sepeda motor atau mobil dan sopirnya harus berpengalaman dan tahu medan. Kalau aku nggak mau naik sepeda pancal kalau nggak mau tulang belulangku rontok, hehe :D

Selain melewati jalan alternatif pantai selatan, bisa juga melewati Pronojiwo, lewat pegunungan. Tapi itu lebih jauh karena harus memutar dan waktunya lebih lama. Medan pun juga seram. Aku pernah lewat sana dan mabok :(

Teman-teman bakal melewati kaki gunung yang jalannya naik turun serta berkelok-kelok. Biar nggak parno dibuat foto-foto pemandangan saja atau anggap jet-coaster sederhana yang alamiah. Soalnya sayang sekali kalau pemandangan seindah ini nggak dinikmati, malah menikmati maboknya itu.
Nah dibalik kaki gunung itu ada Kecamatan Tempursari. Kecamatan paling ujung dan berbatasan langsung dengan Pantai Selatan. Disitulah rumah saudaraku.

Tapi sebelum nyampai sana, kita dimanjakan oleh pemandangan perkebunan cokelat, perkebunan kelapa yang penuh dengan jerigen untuk diambil nira dan diolah menjadi gula merah. Dan juga jangan takut jalannya berlubang dan ekstrim. Jalannya sudah bagus, cor-coran tapi harus tetap waspada ya !

Berkelok-kelok, suasananya kayak di hutan Amazon ya !
Selama perjalanan kami melewati beberapa wisata pantai, salah satunya adalah Watu Gedeg.
Oh ya, Watu Gedeg adalah pantai dengan tebing yang menjulang tinggi. Lihat keatasnya aja bikin pusing, tapi sip buat foto-foto. Ombaknya besar dan seram kalau dibuat renang.
Aku dan Papan peringatan bahaya tsunami dipasang di pantai Watu Gedeg. Tapi tetap santai saja.


Jadi kelihatan kayak raksasa :D


(bukan) Ratu Laut Selatan


Perbandingan antara mobil dengan tebingnya. Kebayang tingginya seberapa ?
Setelah sampai di destinasi utama, (rumah saudaraku) kami langsung mengunjungi tempat pelelangan ikan di Tempursari. Oh ya, Chef Farah Quinn pernah kesini lho, hehe.
Sayang sekali suasananya mendung dan gerimis halus. Walau begitu kami tetap mencoba naik perahu motor untuk keliling danau air payau yang berbatasan dengan pantai. Per orang empat ribu rupiah.


Perahu gethek untuk mencari ikan atau mengantar wisatawan keliling danau
Setelah puas keliling naik perahu motor dan foto-foto di sekitarnya. Kami semua merasa lapar dan tergiur oleh aroma ikan laut yang dibakar. Apalagi ikan yang masih segar-segar. Uh, sumpah nggak tahan lapernya ! Jadilah kami membeli ikan bakar. Karena musim penghujan seperti ini, maka ikan yang tersedia hanya ikan tongkol.
Ketika ikan disajikan...uh sumpah nggak kuat lagi. Ikan bakar asli dengan bumbu garam dan kunyit, sambal tomat dan sambal kacang plus kecap yang superpedas membuatku tak lelah mengunyah walau berkali-kali mendesis kepedasan hingga keluar ingusnya ! Apalagi dimakan pas hujan dan suasana dingin, subhanallah...
Ikan tongkol segar siap bakar tanpa formalin
Dalam perjalanan pulang kami menyempatkan untuk mampir ke Watu Godeg walaupun hujan turun walaupun nggak deras. Watu Godeg merupakan pantai dengan batu besar di pinggirnya berbentuk layang-layang yang katanya terlihat seakan-akan menggeleng (nggodeg). Sebelumnya aku cukup bingung pantai mana yang namanya Watu Godeg atau Watu Gedeg. Yah semoga aja bener :)
Watu Godeg. Itu batunya !
Tapi aku pas kesana nggak kelihatan tuh nggodeg-nya. Karena tergesa-gesa yang disebabkan oleh hujan, ombak gede jadi pengen cepet-cepet kabur saja. Padahal pemandangannya sip bener.
Senyum dulu walau gerimis :) -- Di Telepuk

Pantai Telepuk
Sip deh pokoknya panorama di Lumajang. Ditunggu ya perjalanan selanjutnya edisi ngelayap di Lumajang, InsyaAllah Ranukumbolo :D







4
Share
Bolehlah, mimpiku kupost di blog, nggak dosa kan?
Karena semboyanku adalah : Postingan di blog adalah sebagian dari doa, hehe :D
Nggak apa-apalah, ingin, bermimpi, berandai-andai, karena kita takkan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Seingin-inginnya aku ke Jerman nih, tetap aja aku punya semboyan yang kedua : Jangan pergi ke Jerman dulu sebelum keliling Indonesia :D

Berikut ini adalah daftar tempat-tempat yang ingin sekali aku kunjungi di Jerman. Saking inginnya, jadi sering mampir ke alam mimpiku walau nggak keturutan. Ya keturutan sih, tapi cuma di alam mimpi ! Hehehe :D

1. Neuschwanstein schloß

Ini kastil romantis yang dibangun oleh Raja 'sinting' Ludwig II dari Bavaria tahun 1869. Kastil ini merupakan kastil kesayangannya yang menjulang tinggi di pegunungan Bavaria.
Kenapa aku ingin kesana?
Karena megah, arsitektrurnya klasik banget dan pengen foto disana mengenakan pakaian tradisional Jerman yang manis banget bentuknya, (baca : drindl kleid)

2. Schwarzwald


Hutan hitam, atau black forest terletak di Barat Daya Jerman yang terdiri dari pohon berkayu, ternyata indah dan nggak seseram yang aku bayangkan! Di negara bagian Baden-Württemberg. Aku pengen kesana pas frühling (musim semi). Aku mikirnya indah banget, pucuk-pucuk daun hijau muda mulai merekah dan geliatan makhluk hutan yang telah berhibernasi panjang selama musim dingin mulai terasa. Itu imajinasiku saja yang ingin aku abadikan di sebuah novel.
Disini juga ada sumber bermuaranya sungai transboundary yang sangat terkenal, Donau.

3. Tripsdrill, taman bermain kayak Dunia Fantasi ala Jerman

Salah satu wahana di Tripsdrill
Taman bermain pertama di Jerman, berdiri sejak tahun 1929. Kayak Praterstern-nya Austria gitu.
Bisa dicek lengkapnya di blog ini : http://pursuingmydream.wordpress.com/2011/08/31/tripsdrill-dufan-ala-jerman/

4. Brandenburger Tör


Ini baru Landmark-nya Jerman di Berlin. Kata guruku wajib dikunjungin kalau ke Jerman. Tentu saja buat foto-foto dan bukti kalau udah pernah kesana, hehe :D

5. Pegunungan Alpen


Ih, siapa sih yang nggak ngiler jalan-jalan di tempat kayak gitu. Padang rumput berlatar belakang pegunungan Alpen dengan salju abadinya ? Subhanallah, apalagi kencan atau honeymoon dengan seseorang yang kita cintai.  Siapa yang nggak ingin coba? 

6. Sungai Donau


Dalam bahasa Inggris disebut sungai Danube. Komposer Austria Johann Strauß mengabadikan sungai Donau dalam salah satu karyanya, “An der Schönen, blauen Donau”, artinya adalah 'Di tepi Sungai Donau yang Cantik.'
 Coba download lagunya, ketik aja Blue Danube. Dengarkanlah dan kamu dapat menikmati keindahan sungai tersebut.
Sungai ini menakjubkan karena kebersihannya sangat terjaga. 

7. Kota-kota kayak 'gini'


Kenapa aku sebut kota-kota kayak gini? Soalnya aku nggak tahu namanya apa, yang jelas bentuknya kayak gini kondisinya. Aku rasa di Jerman mana saja pasti kotanya nggak jauh beda kayak gini. Rumah-rumah unik kayak di negeri dongeng, ingin sekali aku jalan-jalan di sana. Uh...sip dan pas banget buat pre wedding saja :D
Gambar diatas aku ambil dari kota Bremen sih :) Intinya kota klasik kayak gitu deh.


Cuma ini yang mau aku kunjungin, suatu saat kalau aku tahu ada destinasi baru pasti kutambahkan. Jujur aku juga pengen keliling Jerman. Silakan tertawa karena aku hanya bisa menulis diangan-angan dan hanya berani mewujudkannya di postingan blog. Mau bagaimana lagi, saya bukan artis atau putri dari seorang milyader yang bisa setiap saat keliling dunia. Maka dari itu pada judul blognya, kata 'ingin' saya beri kurung, karena suatu saat aku pasti menghilangkan kata dalam kurung itu.
Karena suatu saat, aku pasti kesana !
(Maka dari itu semua gambar di post ini aku ambil dari google images)


2
Share
Begitulah, 18 Januari akhir dari penantianku setelah 3 hari terlantar tanpa kegiatan yang menyenangkan di kos tercinta. Inilah puncak dari acara terlantarku, yaitu nonton konser musik "An Enchanting Harp Sound" di Grand City. Menampilkan Jessica Sudarta dan gurunya, Rama Widi dan iringan 80 pemain orkestra. Sehr gut !

Konser semegah ini, gratis ! Bayangkan ! Kalau nggak ikut lihat rugu sekali, apalagi papiku keburu nyuruh-nyuruh pulang ke Lumajang, ya aku nggak mau dong !

Aku datang kesana bareng temenku. Karena bareng temen, maka buklet  yang biasanya diberikan sebelum konser dapet cuma satu, hiyaa....aku kasihkan aja ke temenku itu.

Ehm, enaknya cerita darimana ya? Ini pengalaman yang menyenangkan sekali. Sudah gratis, durasinya 3 jam pula. Siapa yang nggak bersyukur...

Tapi seperti biasa masalahnya adalah tempat duduk, aku selalu nggak dapat tempat duduk terdepan sehingga cukup kesulitan mengambil gambar terbaik. Dan yang anda lihat dibawah adalah foto terbaikku ! Anda bisa bayangkan aku duduk disebelah mana...
Duet !
Supaya nggak jengkel karena nggak dapet foto, aku foto aja penampilan mereka di LCD. Jadi kelihatan foto di TV aja !
Sebenarnya setelah istirahat 15 menit sebelum menginjak sesi kedua bangku VIP sudah banyak yang kosong, tapi aku sungkan mau pindah depan, soalnya ada temenku. Kalau aku sendiri mungkin udah keluyuran sampai depan seperti pada konser-konser sebelumnya.

Nggak hanya itu, ada 16 doorprize dengan hadiah yang menarik, seperti jalan-jalan ke singapura dan Kuala Lumpur. dan bisa ditebak aku nggak dapat -__________-

Setelah konser usai pukul 22.00 WIB, aku nunggu orang-orang sepi dulu baru tukar dengan souvenir. Diluar ada sesi foto-foto dengan Rama Widi tapi males juga wong rame juga nggak pede walaupun gratis dan pengen ! Ada juga obral harpa gratis free class dengan Rama Widi 4x45 menit :)

Nih salah satu spesifikasinya (harpa yang dipajang disana), mungkin ada yang pengen :
Second harp : Salvi IRIS 23-carat gold
1. Made in Italy
2. Tinggi 187 cm
3. Berat 37 kg
4. 23 carat gold
5. 47 strings
Lengkapnya bisa dicek disini : http://salviharpsinc.com/GoldHarpIrisSalvi.htm

Lagu-lagu yang dimainkan ada beberapa lagu klasik, keroncong dan lagu daerah seperti Yamko Rambe Yamko. Keren sekali aransemennya!

Oh ya, yang paling menarik perhatianku sebenarnya adalah pemain flute-nya, bukan pemain harpa. Sumpah pengen tak ajakin foto bareng aja walaupun sebelumnya aku nyumpahin kalau dia bakal nggak bisa main karena keselek flute-nya sehingga aku gantikan.
Hahaha...nggak mungkin banget lah :D

Oke lah, ini benar-benar konser yang menakjubkan, dan...sampai ketemu di liputan konser selanjutnya :) Gratis hanya di blog saya :)
( Tunggu saja next episod di bulan Februari)

 Nih foto-fotonya, maaf  motretnya di LCD :(


 

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Sebuah Opini : Musik Klasik Untuk Semua
    Belajar musik klasik? Ogah ah, sulit, musiknya orang tua-tua. Mendingan belajar musik pop, cepet dikenal dan mudah. Mungkin banyak ...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose