• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
Di suatu siang yang cerah (14/1/16) beberapa rekan kerja mengajakku menghabiskan waktu akhir pekan dengan snorkeling di Kedindingan. Apa itu Kedindingan? Wah, ternyata banyak yang belum tahu dimana itu, apa itu, dan mencari tahu di mesin pencari pun informasi masih nihil, ada beberapa artikel yang membahas Kedindingan, tapi tak disertai foto dan uraian lokasi yang lengkap, malah ada beberapa yang menjelaskan Kedinding di Surabaya.
Karena minimnya informasi, maka aku berpikir kalau tempat ini masih bener-bener keren, belum banyak orang yang tahu, mengeksplor dan merusaknya.
Letak Kedindingan di Selat Makassar, kalau dari pelabuhan Tanjung Laut (kita berangkat dari pelabuhan Tanjung Laut) letaknya sebelum Beras Basah, ditempuh dalam waktu sekitar 20 menitan, disekitarnya terdapat vegetasi bakau pantai dan burung kuntul perak yang beterbangan.
Kapal yang mengatarkan kami
Kalau pakai pelampung nggak capek
Cukup dengan biaya lima puluh ribu (include makan siang, dan transportasi kapal motor plus dokumentasi) kita bisa menikmati underwater Kedindingan dengan puas. Awalnya memang rencana berangkat jam 7 pagi, tapi seperti biasa terjadi kemunduran jadwal gara-gara pada ngebo. Tapi anyway beruntunglah berangkat jam segitu, jadi sampai lokasi airnya tak terlalu pasang dan tak dingin.
Awalnya deg-degan mau nyebur karena karena cukup dalam (sekitar 2-3 m) gara-gara peralatan snorkeling hanya kacamata renang dan pelampung punya kapal yang sudah koyak (walau bisa renang juga sih). Mau lepas pelampung tapi nanti capek karena badan harus tetap bergerak biar nggak tenggelam, hehe. Pemanasan sebentar, pakai sunblock dan pelampung dengan tali seadanya lalu nyebur *sambil ketakutan pelampungnya lepas aja*
Untuk ukuran Bontang sih cukup bagus koralnya. Koral di Kedindingan didominasi oleh hard coral seperti porites dan acropora. Ada juga yang soft coral seperti jenis Leptogorgia dan beberapa jenis lain yang menjadi rumah ikan nemo yang menggemaskan. Untuk populasi ikan sangat sedikit sekali, henya beberapa jenis ikan saja yang berseliweran. Ada juga bintang laut bentol-bentol dan bintang laut biru disana.
Abaikan kakinya
Acropora
Hard Coral yang Berwarna-warni
Acropora
Koral-koral disini masih asli, bersih dan terawat. Polip-polip karang tumbuh alami, tanpa dicangkok. Jadi aku mohooon setelah baca tulisan ini jaga kelestariannya ya, tujuanku mengekspos ke publik bukan untuk dirusak alamnya.
Putra Duyung
Cukup dilihat, jangan disentuh
Tahu sendiri kan terumbu karang membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh? Dan karang merupakan rumah bagi-ikan-ikan laut, jadi ngenes kalau dihancurkan begitu saja, terlebih lagi sangat rapuh. Oh ya, tolong jangan buang sauh ataupun sampah disini, kasihan ikannya, rumahnya jadi hancur kan :(
Karena menggunakan pelampung, aku jadi nggak bisa nyelam kebawah, cuma ngambang aja kayak t*i diatas. xixixixi
Final Destination *eeh
Capek snorkeling 1,5 jam di Kedindingan, kami menuju ke Beras Basah yang berjarak sekitar 15 menit dari Kedindingan. Pantai yang jernih karena sepinya pengunjung, ah, makin melengkapi akhir pekanku di pertengahan Januari ini.


Tips dan pesan ketika menuju Kedindingan.
1. Sharing cost itu perlu
2. Awas aja kalau ada yang buang sauh, sampah dan bahan kimia disana
3. Please jangan sentuh karang dan koralnya :)
4. Pakai sunblock
5. Bawa kamera action atau underwater, walaupun kurang bervariasi hard coral nya, tapi sayang untuk tak diabadikan.
0
Share
Perkampungan semi apung di pesisir kota Bontang ini sungguhlah unik. Kenapa aku sebut semi-apung? Ya, karena rumah-rumah yang terletak di Bontang kuala tak sepenuhnya terapung, tapi dengan pondasi kayu ulin (atau kayu besi) yang ditancapkan di dasar lautan. Tak usah takut rapuh, kayu khas Kalimantan ini konon makin kokoh apabila terkena air laut.
Menghabiskan Senja

Setiap pelancong yang datang ke Bontang pasti bertanya, "Dimana tempat wisata Bontang?" atau "Dimana tepat nongkrong di Bontang?" Sebagian besar pasti menjawabnya Bontang Kuala. Yakinlah, sumpah.
Bontang Kuala memang menjadi tempat wisata andalan di Bontang. Perumahan penduduk yang dibangun dari kayu-kayu, dan jalanan dengan konstruksi full kayu ulin, sehingga suara kayu yang beradu ketika kendaraan melintas jadi ciri khas tersendiri. Sayangnya untuk mobil tak diperkenankan masuk ke kawasan wisata Bontang Kuala, jadi harus diparkir diluar kawasan wisata dan pengunjung berjalan kaki kedalamnya. Sebagian besar penghuni Bontang Kuala adalah suku Bugis, karena dengan mudah kita menemui  konstruksi rumah khas Bugis dengan ukir-ukirannya dan logat-logat  Bugis dari penduduk sekitarnya. Sayangnya, karena konstruksi full dari kayu, maka perkampungan di atas air ini rentan terjadi kebakaran.
Pondasi Ulin

Rumah Kayu
Masjid Pun Terbuat dari Ulin

Senja di Bontang Kuala sangat menyenangkan. Suasana ramai dan riuh rendahnya celoteh anak-anak pantai terdengar disana. Pengunjung dapat menikmati sunset sembari menikmati gorengan atau makanan ringan yang dijajakan di sekitarnya. Selain makanan ringan, ada juga masakan khas Bontang Kuala, yaitu Gammi Bawis, dimana Gammi adalah sambal dan Bawis adalah ikan Bawis. Sambal Gammi pun menurutku sambal yang cukup unik, sambal itu terdiri dari tomat, cabai, dan bawang merah, tanpa terasi seperti di sambal jawa kebanyakan. Tampaknya hanya dirajang halus, lalu disiram minyak panas dengan ikan bawis di piring tembikar. Sekilas tampak seperti hotplate. Penyajian yang unik, bau yang harum menusuk, membuatku saat menulis postingan ini ingin segera menyantapnya, hehe. Jenis Gammi tak hanya untuk ikan Bawis saja, tapi tersedia pula Gammi udang, cumi, ayam, atau telur ikan.

Pagi yang Mendung

Gammi Telur
Penjaja Minuman

Tak hanya 'gemeruduk' kayu ulin yang terlindas kendaraan atau Gammi Bawis yang menggoda. Atraksi anak-anak pantai yang berenang sore-sore di lautan pun mengasyikkan untuk ditonton, aksi salto, tawa lepas mereka yang seakan tak terkukung oleh kerasnya hidup patut untuk diabadikan.
Atraksi Anak Bontang Kuala

Ayahku :))
Ingin berbelanja oleh-oleh? di kawasan Bontang Kuala banyak dijual produk home industry, seperti terasi, ikan asin, jelly rumput laut, maupun kerupuk udang. Soal harga? Bisa nego, asal tahu aturan yah !

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Asyiknya Bebas Beraktivitas Seharian Tanpa Kacamata dan Lensa Kontak ! (Pengalaman Lepas Kacamata Tanpa Bedah Refraktif)
    Apakah si Une ikut-ikutan bedah refraktif seperti lasik atau relex smile? Hm, sebenarnya itu masuk ke dalam daftar keinginanku karena memang...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose