• Homepage
  • PORTOFOLIO (BOOKS)
  • About Me
Was ist los, Une?
HARI KETIGA
Perjalanan berlanjut di hari ketiga Bung. Acara hari ketiga ini kita jadwalkan untuk kegiatan sosial sambil jalan-jalan atau gaulnya disebut voluntourism di pulau Sabakattang. Sebenarnya acara ini diagendakan kemarin, hanya saja kondisi cuaca untuk menuju Sabakattang tak memungkinkan, jadi kita ganti hari Sabtu. Syukurlah hari Sabtu cuaca lebih baik sehingga perjalanan dilanjutkan ke Sabakattang.

Sabakattang serasa di Maladewa
Pulau Sabakattang merupakan pulau terluar dari kepulauan Balabalagan dan paling dekat dari Balikpapan. Pulaunya lebih besar dari Popoongan, memiliki dermaga yang super panjang dan laut yang jernih nggak ketulungan, anemon ungu yang melambai-lambai pun tampak jelas dari dermaga. Dan yang paling menyenangkan adalah : hanya di pulau ini yang terdapat sinyal, sayang hanya sinyal GSM, jadi hanya bisa digunakan untuk menelepon dan SMS saja. No BBM, LINE atau WhatsApp.
Untuk pembangkit listrik di pulau ini udah menggunakan Solar Cell dan Diesel. Karena kami berkunjung saat siang hari, jadi belum tahu juga mutu tegangan di Sabakattang seperti apa. 


Voluntourism :D
Mancing Mania
 Saat kami berkunjung ke Sabakattang memang sedang liburan sekolah, tapi mereka dikumpulin ke sekolah untuk menerima buku dan alat tulis yang kami bawa. Selain ini juga ada kuis semacam cerdas cermat : siapa yang bisa jawab akan dapat hadiah dambahan berupa buku dongeng cerita rakyat.
Berbagi itu indah dan menyenangkan :D
Karena jarak dari Sabakattang menuju Popoongan cukup jauh (sekitar 3 jam) maka sekitar pukul 14.30 sudah kembali ke Popoongan, khawatir terlalu larut. Sampai di Popoongan aku masih sempet mancing dan foto-foto sunset keren, hehe.

HARI KEEMPAT
Hari ini pulang setelah menjalani perjalanan yang sangat melelahkan selama tiga hari. Sebelum pulang, kami sempat foto-foto dengan penyu di pulau Popoongan. Tapi sayang sekali, entah kenapa angin dan ombak hari itu kencang sekali. air pasang dan keruh, mukaku pucat sekali, ah, bagaimana kalau nggak bisa pulang hari ini dan besok harus kerja lagi? Belum lagi disini tidak ada komunikasi selain telepon satelit. Dan sesuai kesepakatan bersama, hari itu kami tidak pulang dan menunggu ombak reda : kembali ke rumah Pak Anto lagi.
Padahal udah foto mau pulang :(
Penyu Sisik terekam kamera
Untuk menghilangkan rasa khawatir itu, kami akhirnya memilih main kartu remi. Aku sih tipe anaknya mudah khawatir, jadi tetep aja gusar. Mau nggak mau aku telp pake telepon satelit untuk ngabarin temen-temen kantor kalau aku nggak bisa pulang hari ini juga. Tapi aku beruntung tak melanjutkan perjalanan hari itu karena malamnya ada berita duka dari Air Asia. Allah masih melindungi kami, sungguh. 
Tingkah kegilaan kami

Senin dan Selasa, 29-30 Desember 2014.
Cuaca sedikit tenang. Kami melanjutkan perjalanan menuju desa Lori. Sepanjang jalan kami terbanting-banting karena ombak yang cukup ekstrim. Belum lagi air yang yang masuk kedalam kapal tambah bikin aku tegang banget, sepanjang jalan aku berdoa, semoga traveling kali ini tak menjadi kisah susulan dari memoar Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk.
Tiga jam kemudian kapal kami menepi ke sebuah dermaga, yang jelas bukan Lori. Aku lemes banget, tak mungkin bisa pulang hari ini. Cuaca mendung dan gerimis dan angin cukup dingin. Kami bersandar di Pulau Salissingan, pulau berpenghuni yang terdekat dengan Tana Grogot. Dermaganya sangat panjang tapi pantainya biasa saja, kotor sih. Pemukimannya juga kurang tertata seperti di Popoongan. Tapi memiliki fasilitas cukup lengkap sih, seperti Puskesmas, SD, SMP, Masjid dan cukup banyak warung. Tapi tetep aja pulau ini bikin galau sehingga mood fotograferku menguap entah kemana. Tak banyak foto yang kuambil di Salissingan, aku lebih banyak galau dan berdoa.
Anak-anak Salissingan yasng ceria
Sempat juga aku teriak-teriak di dermaga paling ujung, pengen pulang.
Malam semakin merambat, ditengah kekhusyukan doa aku jatuh tertidur. Sebelum subuh aku terbangun, menatap langit dan menemukan bintang yang berkelip-kelip, menandakan cuaca cerah. Yeah, aku harap begitu !
Setelah sarapan dan membersihkan diri, kami mendapat kabar kalau cuaca saat itu cerah. Yeah ! Semangat hidupku kembali lagi. Dua hari alfa dari kantor tanpa alasan yang jelas cukup membuatku ketar-ketir saja membayangkan hukuman apa yang bakalan aku terima dari SDM, Pasrah dan selalu berdoa.
Bye Balabalagan !

Enam jam perjalanan yang cukup melelahkan dari Salissingan menuju Lori akhirnya berakhir pukul dua siang waktu setempat. Aku sujud, bersyukur akhirnya bisa sampai. Ponselku berdering berkali-kali, SMS, BBM, WA masuk tiada henti. PING BBM dari rekan masuk berkali-kali.
"Une? Bales dong, kamu dimana ! Nggak lucu tahu !" Begitulah bunyi SMS dari salah satu temenku.
Dan ternyata ulah nekatku ini buat heboh kantorku. Ya iyalah, setelah insiden Air Asia Hilang, dan aku tak bisa dihubungi dikiranya aku menjadi korban susulan. Sempat juga aku dilaporkan hilang ke BASARNAS sama rekan kantor. Ampuni aku sobat , hahahah.
Punya target sih, apapun yang terjadi malam ini aku harus sampai Bontang pagi ini (31 Desember 2014) karena harus segera masuk kantor dan minta maaf ke semua rekan. Apa yang terjadi keesokan harinya? Aku diketawain rame-rame sambil minta ampun ke boss dengan muka gosong dan merah :D Widiih memalukan !

Tapi petualangan kali ini sungguh seru dan mengasyikkan dengan keluarga baruku :D
Recommended ke tempat ini pas cuaca lagi bersahabat, kalau nggak ya jangan coba-coba.

PENTING DIPERHATIKAN :
1. Cari info kondisi cuaca sebelum menuju kesana dari BMKG
2. Sedia sunblock dan topi. Kacamata Hitam juga
3. Kalo perangkat fotografi ya perlu dibawa semua : tripod, filter CPL, GND atau ND. Tapi aku belum punya semua, hehe :D
4. Bawa obat anti mabok yang banyak buat jaga-jaga
5. Awas jangan bikin kotor disini, hormati kearifan budaya lokal yang ada !
2
Share
HARI PERTAMA
Akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Rasa penasaran yang mengukungku di meja kerja saat asyik mengulik informasi dari blog-blog yang menjelaskan kepulauan Balabalagan akan segera sirna. Secantik apakah pulaunya, seindah apa, minimal dapat melepas rasa rindu mengeksplor pulau-pulau cantik saat aku di NTT dulu lah. Aku ikut ini gara gara keracunan blognya Mpok Norma disini, yang akhirnya jadi sobat dan ketemu dengan si empunya blog di trip kali ini.
Balabalagan, (Balabalakang dalam Bahasa Bugis) merupakan gugusan pulau yang terletak di Selat Makassar dengan 12 pulau yang berpenghuni (Salissingan, Sabakattang, Samataha, Ambo, Seloang, Popoongan, Saboyang, Labia, Lamudaan, Malamber, dan beberapa pulau lain yang aku nggak tahu ) serta puluhan gusung yang tidak diketahui jumlah pastinya.
Untuk menuju ke Balabalagan, kita harus menuju ke Lori dulu dari Grogot sekitar 1,5 jam, lalu naik kapal ke sana sekitar 6-7 jam. Bisa saja sih dari Balikpapan, cuma lebih jauh aja. Mendingan lebih lama di daratan daripada di lautan, lautan itu ganas men :D 
Dermaga Lori, Tiitk Awal Perjalanan
Peserta trip kali ini berjumlah 12 orang, merata dari semua kota besar di Kaltim. Dan berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pegawai kantoran yang ngajak bosnya, guru, mahasiswa, dan lain-lain.

Sekita dua jam keluar dari Teluk Adang dengan kondisi air keruh, akhirnya aku menemukan laut lepas yang berwarna biru. Ombak tenang dan angin sepoi-sepoi, membuat kita semua terbius dalam kapal. Emang mau ngapain perjalanan selama itu? Paling enak ya tidur dan diayun dalam kapal, karena pemandangan yang disajikan hanya laut lepas dan awan. Kalau dulu di NTT sih masih ada pulau-pulau cantik yang mengelilingi kapal selama perjalanan.

Empat jam setelahnya kita dibangunin untuk berhenti sebentar di Gusung Tandu, Gusung pertama yang kita temui. Oh ya, gusung merupakan gundukan pasir yang timbul di tengah lautan, biasanya ditumbuhi oleh semak atau perdu, tak berpenghuni dan bakalan hilang kalau air laut pasang. Airnya jernih banget, bersih. Sayang langit mendung sehingga tak dapat merefleksikan warna yang indah di air lautnya. Angin juga tiba-tiba cukup kencang datang, disusul dengan hujan. Aku pontang-panting masukin mirrorless kedalam baju dan lari terseok-seok gara-gara pake sandal gunung yang berat. Uh, kesel banget rasanya. Baru masuk kapal, belum lima menit hujan udah reda dan mentari bersinar. Voila ! Merasa diisengin banget -_-
Suasana di Gusung Tandu
Setelah puas berfoto dan mengeksplorasi Gusung, kami segera bertolak ke pulau tempat kami menginap, Pulau Popoongan. Perjalanan selama dua jam kita dihajar ombak dan angin dahsyat. Untunglah temen-temen udah sedia antimo dan tolak angin segebok. Tapi tetep aja ada yang muntah, haha. Aku juga sedikit mual dan pusing sih, tapi nggak sampai muntah, 

Rumah yang kami inapi
Sampai di Pulau Popoongan? Gila pemandangannya dahsyat ! Air sejernih emerald dan angin laut yang segar. Kita segera menuju homestay Pak Anto, warga asli Popoongan yang kami inapi. Mayoritas penghuninya suku Bugis Mandar dengan bangunan rumah yang khas dengan tanda silang diatasnya. Langka bisa dapat kesempatan nginep disini ! Kelangkaan kedua yang tak bakal aku rasakan di Bontang adalah makan ikan laut segar sehari-hari, Hore !
Rumah Khas Bugis Mandar
Sebenarnya pulau ini sudah punya alat pendestilasi air laut menjadi air tawar, tapi pas mandi tetep asin, jadi lengket semuanya.
Hasil nongkrong di dermaga malam-malam. Slow shutter :P
Oh ya, pulau ini juga udah ada fasilitas meja bilyardnya, dan yang perlu diingat jangan harap ada sinyal disini, disini hanya ada telepon satelit dengan sistem voucher, permenit bayar sembilan ribu. Memang lebih asyik nggak ada sinyal, biar liburan nggak ada yang ganggu dan peserta jadi makin akrab dan nggak sibuk dengan gadgetnya masing-masing. Untuk listrik disini masih isolated dan PLN belum masuk, listrik hanya nyala pada malam hari dengan mengandalkan diesel milik warga. Tegangannya kadang masih naik turun.
Makan malam :D
Okelah, setelah makan malam, aku main ke dermaga, lihat bintang keren di langit yang cerah sambil ngobrol, foto-foto dan beristirahat untuk menjalani hari esok !

HARI KEDUA
Pagi hari aku terbagun, setelah Shubuh aku langsung lari keluar membawa tripod dan berburu sunrise. Tapi sayang sedikit tertutup awan. Jadilah aku mengelilingi Popoongan itu. Lumayan, di Popoongan sudah ada Musholla dan Sekolah dasar kecil.
Masjid Nurul Iman
Cantiknya Nggak Nguatin
Suasana Pagi di Popoongan, bikin jatuh hati !

SD Kecil Popoongan

Setelah sarapan, mulailah kita Hopping Island. Pulau yang pertama kita kunjungi adalah Gusung Pasir putih, nggak terlalu jauh dari Popoongan, dan memiliki terumbu karang yang cantiknya gila. Katanya terumbu karangnya berbatasan langsung dengan bibir pantai, tapi sayang air laut lagi pasang, jadi sedikit kecewa lagi :(
Gusung Pasir Putih
Aku coba snorkeling disana, hehe. Emang cantiknya nggak tahan ! Serasa lihat akuarium yang gede banget. Tapi aku sedikit ketakutan juga sih karena aku emang nggak jago renang dan ombak pas itu cukup ngeri.
Blue starfish
Lucu kan :D
Bergerak-gerak
Kurang lebih seperti inilah terumbu karangnya
Karena hari Jumat, tak lama-lama kami di Gusung pasir Putih dan segera bertolak ke Pulau yang ada Masjidnya untuk melaksanakan shalat Jumat bagi kaum pria. Kita ke pulau Lamudaan.
Traveler berbagai kalangan
Pulau Lamudaan :D Asli no EDIT
Pulau Lamudaan, benar-benar cantik juga. Tapi aku nggak merekomendasikan tempat ini untuk diinapi, karena penduduk yang kurang ramah dan jarang yang mengerti Bahasa Indonesia, jadi kami agak kesulitan berkomunikasi dengan mereka. Tapi pantainya kereeeeen ! Asli tanpa menggunakan filter apapun gambarnya emang keren banget !

Destinasi terakhir kami hari Jumat adalah Pulau Anak Sumanga. Airnya jerniiiiiih banget. Yah termasuk gusung sih, karena hanya ditumbuhi semak dan perdu. Disana juga ada hidden lagoon yang cantik, Uuh...ini gusung yang paling memukau deh, pas buat kencan dengan kekasih halal nanti, haha.
Part of US !
Pulau Anak Sumanga dan Hidden Lagoonnya
Gusung ini adalah Gusung yang paling sukses membuat kakiku gatal-gatal ingin segera melompat sebelum kapal benar-benar menepi. Hebat banget deh kalau ada orang yang sanggup tahan rasa gatal pengen lompat setelah melihat kejernihan air disini.
Sundowner di Lautan
 Karena sepi dan tak ada pengunjung lagi, maka serasa di private beach saja, hehe. Oh ya jangan lupa oleskan tabir surya ke bagian tubuh yang terpapar sinar matahari supaya nggak gosong ya !

Bersambung di hari ketiga dan keempat.....


2
Share
Kemana liburanmu selama empat hari berturut-turut di akhir Desember?
Ke kepulauan Balabalagan !

Aku yakin tak banyak orang yang mengetahui dimana letak kepulauan Balabalagan ini. Memang kepulauan ini masih menjadi sengketa (perebutan) antara dua propinsi, yaitu Kalimantan Timur (Paser) dan Sulawesi Barat (Mamuju), jadi kalau semisalnya ditanyain : Mau kemana Une? atau Balabalagan itu dimana? Ya tinggal jawab aja : Selat Makassar, global banget sih, tapi sudah cukup menjelaskan semuanya daripada aku repot jelasin lagi letak koordinatnya, kondisinya, haha.

Modal nekat aja pergi ke Balabalagan. Kali ini aku ikut EO atau tur aja, karena memang menuju kesananya cukup susah kalau sendirian, apalagi kalau mau hopping island. Kalau ikut EO kan aman, tinggal bayar dan semuanya sudah diatur. Untuk meeting pointnya di Tana Grogot, karena aku belum pernah ke Grogot, aku ketemuan aja dari guide yang berangkat dari Samarinda, jadi bisa barengan ke Grogot-nya.

Harus berani aja sih, soalnya aku belum mengenal pesertanya. Cuma kontaknya via sms aja. Tapi aku yakin kalo mereka semua baik-baik, hehe :D

Jadilah, kami bertiga (Une, Asriady dan Mpok Norma) berangkat menuju Grogot dari Balikpapan tanggal 24 Desember. Ijin sehari nggak masuk kerja demi petualangan yang mendebarkan ini, hehe.

Perjalanan menuju Grogot dari Balikpapan sekitar 4 jam. Mulai dari nyebrang teluk Balikpapan ke Penajam Paser Utara dan naik taksi Colt ke Tana Grogot. Capek juga, apalagi aku berangkat dari Bontang. Wew, belum lagi di colt disesak-sesakin penumpang, ampun lah.
Sampai di Grogot sekitar pukul delapan malam, kita mandi dan diajakin makan malam di kafe PAZER dilanjutin keliling Grogot.

Tempat nongkrong Ibukota Penajam Paser Utara yang terletak paling selatan di Kalimantan Timur ini mirip seperti di Samarinda, yaitu di tepian sungai denngan dagangan makanan ringan di sampingnya. Di sebrang sungai ada alun-alun eks lapangan MTQ  yang tentu saja warnanya UNGU SEMUA :D

Yang tengah tetap warna hijau, dan masih menjadi misteri
Aku takjub aja lihat kota ini. Everything is purple. Semuanya ungu. Mulai dari bangunan publik, cat trotoar, dan jembatan. Sekilas jadi tampak sweet dengan warna ungu sih, hehe.... Malam itu kita ke tepian sungai dan jembatan Kandilo yang paling terkenal di Grogot. Anehnya di jembatan ini hanya bentang utamanya aja yang berwarna hijau, sedangkan yang lainnya berwarna UNGU.


Yang lebih sweet lagi, di lapangan MTQ yang desainnya mirip seperti di India itu banyak terdapat kupu-kupu coklat raksasa berhamburan !

Lapangan Bekas MTQ
Kupu-kupu yang banyak ditemukan di Lapangan MTQ

Suatu malam, 24 Desember 2014
Yeah, Tana Grogot emang unyu dengan warna ungunya. Semoga aku bisa mengunjunginya lagi di lain kesempatan ya, Paser Buen Kesong : Paser Berhati Baik emang tak terlupakan !

0
Share
Newer Posts Older Posts Home

AUTHOR

AUTHOR
Seorang wanita yang seperti kera sakti : Tak pernah berhenti, bertindak sesuka hati dan hanya hukuman yang dapat menghentikannya.

Labels

Berkeluarga INFLIGHT ITALY JAWA TENGAH Jambi KALIMANTAN TIMUR KUTAI TIMUR Lumajang NETHERLAND NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR Perancis SULAWESI SELATAN SUMATERA BARAT Sulawesi Utara Yogyakarta deutschland jakarta jawa barat jawa timur kalimantan selatan rusia

Popular Posts

  • ABOUT ME | ÜBER MICH
    "Allah menciptakanku saat sedang tersenyum, begitu pula ibu melahirkanku dengan senyum pula." Terlahir di Surabaya, 20 Juni ...
  • Berbagi Pengalaman Ketika Aku Joinan Tes D3 ITS-PLN
    Oy...sebelumya si Une minta maaf dulu, fotonya dibuat kayak hantu biar gak ada pemalsuan identitas, penghubungan alamat, walaupun aku pun...
  • Merindukan Otot Lelah dan Bau Hutan : Puncak Batu Putih, Kaliorang
    Alasan yang paling kuat untuk menjelajah Kutai Timur sebenarnya sederhana : Pandemi COVID-19. Yang awalnya memiliki rencana untuk terbang ke...
  • Deutschland für Anfänger (Pameran Jerman Untuk Pemula)
    Guten tag Leute :) Sebenarnya jujur, kejadian ini udah berlangsung sekitar sebulan yang lalu, tetapi nggak sempat ceritanya karena bentro...
  • #1 Babak Kedua Gunung Gergaji : Mengulang Pengembaraan di Barisan Karst Sangkulirang-Mangkalihat
     "Maaf ya, jika pesanmu baru bisa aku balas kira-kira hari Jumat."  Sejenak aku mengetik pesan terakhir padamu sebelum melanjutkan...
  • Asyiknya Bebas Beraktivitas Seharian Tanpa Kacamata dan Lensa Kontak ! (Pengalaman Lepas Kacamata Tanpa Bedah Refraktif)
    Apakah si Une ikut-ikutan bedah refraktif seperti lasik atau relex smile? Hm, sebenarnya itu masuk ke dalam daftar keinginanku karena memang...

INSTAGRAM : @FRAUNESIA

Copyright © 2015 Was ist los, Une?

Created By ThemeXpose