#2 Main sama si Kecil : Inikah Ibukota Propinsi Tempat Lahirku?

 *cerita ini ditulis dari sudut pandang si kecil

Uaaargghhh...! Aku mengeliat dan menjuluskan lidah malas saat bangun lalu mengerjap-ngerjapkan mata. Lantas menyipitkan mata karena silau melihat keluar jendela mobil. Banyak kendaraan berlalu lalang, klakson bersahutan, ada...ehm...monster raksasa yang bawa rumah seperti siput tapi rumahnya selalu berputar, apa ya itu?

"Eh, si adek sudah bangun. Kita di Samarinda ini adeek, ibukota provinsi tempat kelahiran adek. Banyak mobil ya?" ibu memberondongku dengan pernyataan dan pertanyaan. "Lihat itu sungai Mahakam, ada tongkang bawa batubara."

"Uwaa..." iya, maksudku dengan membulatkan mata, setitik air liur berbau sedap meleleh di sudut bibir kecilku. Aku berusaha menjawab dengan bahasa bayi dan berharap orang dewasa paham.

"Adek ngemil mangga manis dulu ya?" 

Dua potong mangga kecil tandas kulahap. Manis, legit, dan dingin. 

"Nanti lihat apa di Ulin Arya? hewan-hewan ya? Mau lihat uwa-uwa?" ibu memberondong lagi. Aku hanya terdiam. Tapi ia tetap semangat berceloteh walau aku sudah malas menanggapi.

"Nanti duduk di stroller ya biar bisa rebahan," tambah bapak tanpa menatapku karena fokus menyetir.

Huaaah, aku akhirnya jalan-jalan lagi !

Bapak memarkir mobilnya, stroller sewaan sudah disiapkan. Entah kenapa aku badmood. Wajah ditekuk dan menolak untuk naik stroller. Hanya bisa mengomel dengan bahasaku dan mungkin orang dewasa tak memahami mauku. Hanya terdengar suara "ak uk ak uk" saja. Ibu, bapak, dan pengasuh tampak bingung, jam makan siang pun aku lalui dengan amat malas dan tak bernafsu melahap bekal yang rasanya sudah tak lezat lagi.

"Adeek...makan ya biar kuat jalan-jalannya." lagi-lagi ibu menghiburku dengan wajah cemas. Aku hanya memalingkan wajah. Nasi tak kukunyah, hanya kuemut-emut hingga pipiku menggembung.

"Sudah-sudah kalau nggak mau makan ditutup aja. Udah bosen itu." Instruksinya untuk menyudahi makan siangku. Aku kembali diletakkan di stroller dan kembali menangis lagi, minta gendong. Aku nggak biasa di stroller! Biasanya digendong.

Mbah Umi yang biasa mengasuhku dengan sigap menggendong, walau beliau jarang mandi sehingga bau badannya kecut dan selendang jarik untuk menggendongku juga bau sudah tak karuan, tapi aku santai karena sudah terbiasa dengan hal itu.

Kami melewati lorong animal farm yang terdapat aneka rupa burung tropis yang berkicau dengan riuhnya. Aku diajak ibu berfoto dengan semangat sedangkan wajahku masih ditekuk, huh. Lalu rute selajutnya aku berkenalan dan berfoto dengan Nala si binturong yang sedang bobok siang dengan nyenyak.

Setelah itu kami melewati kawasan gurun dan pepohonan yang terdapat burung merak jantan dan betina. Terus lihat kura-kura beberapa ekor kura sulcata, meerkat dan burung unta yang ternyata besar tapi suka makan sayuran.

"Dulu pas gengga kesini belum ada dek hewan-hewan ini." jelas ibu. Oh iya, karena ejaanku belum lancar, maka aku panggil ibu dengan panggilan : Gengga.

Setelah keluar dari kawasan hewan-hewan, aku dibawanya naik berkeliling kawasan wisata Ulin Arya dan naik menuju perpustakaan mini yang berada diatas bukit. Ah! suasana disini begitu nyaman, sejuk ber ac dan aku bisa berguling-guling serta rebahan disini. Suasana hatiku kembali ceria lagi, bapak dan ibu pun tersenyum lega ! Aku hanya capek selama perjalanan tadi, makanya bad mood. Maafkan aku ya😚


Waktu tiba-tiba berputar dengan cepat. Diusiaku yang menginjak sebelas bulan ini, gengga mengajakku ke  tempat bermain outdoor dengan percaya diri karen kemampuanku semakin meningkat, seperti kian gesit merangkak dan berdiri dengan berpegangan dengan terampil. Harapannya aku bisa ketemu banyak teman dan bersosialisi dengan mereka sambil bermain permainan baru. Asyik!

"Untuk bayi dibawah satu tahun gratis, hanya pendampingnya saja bayar Rp 30,000 ,- dan bisa main sepuasnya." penjaga taman bermain itu menjelaskan sebelum kami masuk. Aku dan gengga wajib pakai kaos kaki agar playmat tidak kotor. Huh, rasanya tak sabar aku tumbuh besar agar tak hanya melihat kakak-kakak bermain bergelantungan dan lempar-lemparan bola dengan ceria.

Gengga membawaku ke tempat bermain khusus bayi dibawa satu tahun. Aku sudah berdecak tak sabar meraih kubus warna-warni dan aneka mainan unik yang tak kutemui dirumah. Tubuhku merangkak kesana-kemari dengan gembira, akupun fokus main sampai lupa minum susu perahnya gengga.

Bruk! Seorang kakak cewek melemparku dengan bola karet berukuran besar. Badanku terhuyung mundur, karena terkejut dan sedikit merasa sakit aku menangis kencang! Kubus di tanganku terjatuh, kakak cewek itu hanya menatap dengan pandangan biasa saja. Aku merangkak minta perlindungan ke gengga, kepalaku diusapnya dan tangiskupun reda.

Sejurus kemudian, suara bising menyambutku lagi. Kakak-kakak yang sedang merayakan ulang tahun berisiknya setengah mati! Aku terkejut, terganggu, lalu digendong gengga ke tempat lain. Banyak mainan unik yang berwarna-warni dan nggak ada dirumah. Yeaay aku suka !

Berada di kota ini membangkitkan ingatanku saat berusia 8 bulan. Kala itu ada kakek dan nenek dari Klaten tiba, aku diajak untuk naik kapal wisata susur mahakam. Gengga pernah berkisah jika waktunya pas, aku dapat menikmati warna langit yang sangat indah di atas sungai Mahakam.

Tapi saat itu gengga berkata, langit memang cerah tapi warna yang ia tatap tak semenarik 3 tahun lalu. Suasana kapal sangat ramai, banyak orang berfoto dan musik mulai berdentam. Angin malam mulai terserak, gengga menggendongku bak kanguru agar aku tetap merasa hangat. Terima kasih sudah mengajakku mendulang macam-macam pengalaman baru ya, doakan di perjalanan selanjutnya aku bisa lebih banyak mengenal lingkungan sekitar !

Unesia Drajadispa

No comments: