Sundowner, Silver Lining, and Blue Hours Seeker Over The Mahakam River - Jelajah di Senja Mahakam

Kalau ke ibukota, jangan hanya tahu seputar belanja, tempat ngopi kekinian, dan mall saja. Serius.
Kalau teman-teman  sedikit jeli menggali informasi, maka bukan tidak mungkin akan menemukan beberapa panorama luar biasa ditengah hiruk-pikuknya ibukota Kalimantan Timur ini.
Samarinda. Kurang lebih aku menempuh perjalanan selama 3,5-4 jam dari ibukota kabupaten Kutai Timur untuk berbelanja beberapa keperluan yang tidak tersedia di Sangatta. Kota itu dibelah oleh sungai terbesar di Kalimantan Timur, Mahakam. Jadi sepanjang tepian sungai terdapat banyak sekali warung-warung  tempat nongkrong yang mulai riuh saat senja tiba. Perkantoran yang menopang denyut di kota itu juga ada beberapa yang terletak di tepian Mahakam.
Mahakam seakan tak pernah mati. Dua puluh empat jam dalam sehari tugboat, tongkang emas hitam, kapal-kapal yang membawa logistik, warga yang mencari ikan, kapal wisata hilir mudik untuk mencari penghidupan di aliran sungai ini. Sekilas, kota ini mengingatkanku pada Frankfurt am Main, Kota Frankfurt di Jerman yang terletak di tepi sungai Main, dan Main pun menjadi sarana transportasi air yang dilalui kapal-kapal yang membawa minyak atau logistik pula.
Pemukiman warga di tepi Mahakam
Mengais Nafkah
Untuk kesempatan kali ini, aku berkesempatan untuk mencoba wisata susur sungai Mahakam. Beberapa informasi sudah kukumpulkan dari Po Norma, salah satu rekan di Samarinda. Dimana keberangkatan kapal wisata tersebut setiap hari Sabtu dan Minggu pukul 17.30 WITA dari Dermaga Pasar Pagi Mahakam Ilir. Berangkat mendekati senja karena agar waktu berlabuhnya perahu tepat dengan pemandangan matahari terbenam dan blue hours di Mahakam yang sangat indah !
Dermaga Mahakam Ilir
Kapal Wisata
Para Bocah yang Antusias
Untuk durasi susur sungai Mahakam selama 1,5 jam melalui jembatan Mahkota 2 dan Jembatan Mahakam Baru hingga Big Mall dengan tarif lima puluh ribu rupiah. Disana ada beberapa operator kapal wisata, seperti Pesut Bentong, Pesut Kita, dan Pesut Mahakam. Loket dibuka pukul dua siang dan tiket bisa dibeli hingga kapal hendak berjalan. Tidak perlu reservasi sebelumnya, setelah membeli tiket kita akan diberi semacam id-card penumpang. Biaya lainnya adalah retribusi senilai seribu rupiah.
Kapal yang aku tumpangi lepas tali pukul 18.00. Langit sudah mulai menjadi jingga. Awal berjalan kita dibawa ke jembatan Mahkota 2 terlebih dahulu, dan menikmati kehidupan di seputar sungai Mahakam. Kesibukan bongkar muat di Pelabuhan, pemukiman warga di tepi sungai, tongkang, tugboat, itu yang menjadi pemandangan wajib kami.
Kampung Ketupat di Samarinda Seberang

Barisan tugboat
Jembatan Mahkota 2
Emas Hitam, Black Gold
Oh iya, karena durasi yang cukup lama, jangan lupa bawa cemilan dan minuman ya. Sempat ngiler dengan ibu-ibu yang 'ngerujak' diatas kapal sedangkan aku hanya bawa sekotak pocky dan air mineral. Hahaha....

Semakin malam, angin sungai semakin kencang. Aku mengangkupkan pakaianku rapat-rapat sambil memeluk tas. Wajahpun ditampar-tampar angin Mahakam. Jangan khawatir ketinggalan Maghrib diatas kapal, karena tersedia musholla, toilet, bahkan panggung hiburan bagi penumpang yang bersedia menyumbangkan suara emasnya.
Golden Hours
Blue Hours over Bigmall
Kapal berputar menuju jembatan Mahakam yang baru. Karena memang timing-nya pas, Allahuakbar, aku mendapatkan pemandangan blue hour yang sangat indah dan luar biasa. Sempat kuunggah untuk status Instagram dan WhatsApp dan mendapatkan respon decak kagum yang banyak dari beberapa teman. Mereka baru tahu kalau Mahakam disaat senja bisa seindah ini!
Saat malam tiba, jembatan Baru menunjukkan pesona lewat lampunya yang berwarna-warni. Lampu-lampu perkotaan juga berpendar menunjukkan kehidupan kota ini.

Ada beberapa fotografer dadakan yang mengambil foto secara candid atau tidak untuk seluruh penumpangnya. Dan bisa didapatkan dengan harga sepuluh ribu rupiah ketika turun dari kapal.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kapal wisata bisa menghubungi bagian pemasaran lewat WA/telepon :
Pak Suryadi : 081346313001


Sungai Mahakam, memecah buih.
Basinar Putih... diayun angin puhun rumbia
Perahu tambangan...balarut banyu
Membawa urang....basinggah-singgah di jembatan
Dari ulu sungai Mahakam
Tambangan Bawa hasel bumi
Batu bara wan batang kayu
Matan jaman Mulawarman
Tambangan balarut sini
Kada heran balarut di Sungai Mahakam
Sampai bertemu dengan petualangan seru selanjutnya di Samarinda !

*Semua gambar diambil dengan kamera ponsel

Tips nyaman saat melakukan wisata susur sungai Mahakam:
1. Tidak membuang sampah sembarangan di Sungai
2. Membawa makanan dan minuman, karena durasi cukup lama dan tidak ada warung di kapal
3. Membawa jaket bagi yang tidak kuat angin
4. Untuk solo traveler, bagi yang mau berfoto tidak disarankan menggunakan tripod karena kondisi kapal yang cukup bergoyang. Lebih baik membawa tongsis
5. Membawa filter circular polarizer agar hasil potret senja lebih menawan
6. Ikuti segala pengarahan safety induction sebelum menaiki kapal

Unesia Drajadispa

2 comments: