Liburan Kilat Ke Air Terjun Tangga Bidadari, Kaliorang

Siapa bilang ketika pergi ke wilayah kecamatan-kecamatan tersebar di Kutai Timur hanya didedikasikan untuk perjalanan dinas? Oh, tentunya tidak dong, tengok saja post sebelumnya tentang bersepeda di Sangkulirang bersama teman-teman baru disana, dan ternyata Kutai Timur itu menyimpan ribuan ragam keanekaragaman hayati yang seru jika dijelajahi. Ya sebut saja seperti pesisir dan kepulauan di Miang, Hutan Lindung Wehea dan Taman Nasional Kutai, Puluhan Desa Budaya Kutai dan Dayak, Gua Prasejarah yang terdapat tapak tangan, Karst sebagai lumbung air bersih, dan masih banyak lainnya. Nah pada kesempatan kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi kawasan Mata Air Tangga Bidadari di desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang.
Kesempatan untuk mengunjungi obyek wisata tersebut aku dapatkan ketika melakukan Sosialisasi Kelistrikan kepada beberapa desa di Kaliorang, dan kebetulan lokasinya tak terlalu jauh dari mata air tersebut, hanya sekitar 5 km saja.
Lokasi Mata Air Tangga Bidadari (Pin Merah) 
Jadi, untuk menuju kesana dari Sangatta tinggal menuju ke arah Sangkulirang, setelah menemukan pertigaan simpang Kaliorang, tinggal belok kekanan dan lurus saja ikuti jalan poros. Kalau kurang yakin bisa bertanya ke penduduk sekitar. Untuk kondisi jalan ada memang beraneka rupanya, ada yang jalan aspal mulus, aspal rusak. Lanjut jalan makadam, tanah yang keras dan berdebu, yang sedikit becek dan licin, hingga menyebrang jalan hauling tambang batubara milik PT Indexim Coalindo.
Pintu Masuk

Letak Mata Air Tangga Bidadari sendiri terletak di desa Selangkau, Kecamatan Kaliorang. Selangkau sendiri merupakan salah satu desa yang berbatasan dengan pesisir selat Makassar. Pas dibawah kaki salah satu gugusan Karst Sangkulirang Mangkalihat, gunung Sekerat. Airnya sungguh menyegarkan, jernih, dan suasananya adem karena banyak pepohonan. Kenapa disebut Tangga Bidadari? Ya, dengan kondisi air terjun yang berundak-undak tinggi mirip seperti tangga dengan lantai yang terbentuk dari bagian karst, maka layak disebut Tangga Bidadari karena memang sangat indah.
Asli dari Pegunungan Karst
Ketika bertemu dengan kondisi yang sangat menyenangkan dan merelaksasi pikiran ini, maka otomatis tanpa diperintah semua pengunjung bertingkah seperti anak kecil yang sedang bermain-main. Berteriak, tertawa lepas melihat temannya bertingkah konyol, menciprati temannya dengan air, dorong-dorongan, hingga bergelayutan di dahan-dahan pohon. Padahal usianya sudah tua semua, termasuk saya.
Kukang
Akhirnya saya yakin bahwa adanya karst menjadi kunci untuk mengetahui hidrologi suatu kawasan. Iya, semacam tandon raksasa ciptaan Allah yang menyimpan air yang melimpah ruah di bawahnya. Teringat dengan firman Allah dalam Al Quran surat Fushshilat ayat 39:

"Dan di antara tanda-tanda-Nya (Ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu."

Allahuakbar. Semoga kita semua bisa melestarikan kawasan Karst ini agar sumber daya air dan keindahannya dapat dinikmati oleh seluruh makhluk hidup di muka bumi dan generasi penerus kita.
Jagalah kebersihan tempat ini ketika mengunjungi ya. Jangan karena tidak dipungut biaya maka kalian dengan senang merusak dan membuang sampah sembarangan.
Tim Sosialisasi Senang-Senang

Unesia Drajadispa

No comments: