Nekat Solo Motoran Ke Muara Badak, Kutai Kartanegara

Faktor home alone, maupun kesendirian yang menjadi candu mendorongku untuk mendadak nekat motoran ke Muara Badak. Sebenarnya rencana solo touring ini muncul sejak lama, hanya saja sering terbentur dengan kegiatan lain. Kurasa saat itu adalah hari yang tepat sekaligus uji coba kamera Xiaomi Yi 2 terbaruku.
Jembatan Ulin Menuju Pantai Mutiara Indah

XiaomiYi 2 Test
Cuaca saat aku berangkat memang mendung dan gerimis, tapi berhubung sudah paham kondisi cuaca di Bontang, maka gerimis tipis aku terjang, benar saja, setelah berkendara sekitar 15 menit langit berubah menjadi cerah. Rute berkendara pagi itu adalah Sekambing, Santan Ulu, Semangkok, Sebuntal hingga desa tanjung Limau di Muara Badak dengan laju kendaraan rata-rata 40-60 km/jam dan memakan waktu sekitar 1,5 jam. Sepanjang jalan menuju sebuntal aku menemukan Kilang Gas milik VICO yang mirip seperti statsiun antariksa. Yey ! Ini touring ternekat pertamaku ! Motoran tanpa seorang kawan, berekspresi sesuka hati tanpa ada yang protes. Tak peduli pula dilihat  dengan pandangan aneh oleh pengendara lain yang lewat. Bahkan saking semangatnya, jalan penuh lobang pun tak kusadari, tetap kupacu motor yang telah berusia hampir 8 tahun itu dengan semangat.
No sampah
Vegetasi Hutan Bakau Menuju Pantai

Kalau siang panas, dan relatif sepi
Hasilnya lumayan juga
Sampai di desa Tanjung Limau - Muara Badak sekitar pukul 11.00 WITA, tujuan pertamaku adalah Pantai Pangempang. Karena sendiri, aku cukup bingung bagaimana sewa kapal untuk menyeberang ke Pulau Mutiara Indah. Pengunjung yang lain pun kebingungan melihatku berjalan sendirian sambil pegang-pegang kamera eksyen. Tak usah bergeming saat melakukan solo traveling, beranilah! Ajak warga lokal mengobrol, dan dari situ aku berhasil menemukan kawan baru, seorang ibu warga lokal yang sedang berwisata sendirian pula. Ah beruntunglah! Saya dan ibu tersebut menyeberang ke Pulau Mutiara Indah dengan membayar tarif lima belas ribu rupiah pulang pergi. Dermaga di Pulau Mutiara Indah berupa hutan bakau dan jembatan kayu ulin, setelah itu disambut ilalang rapat yang cukup memukau.
"Kita sendirian?" tanya ibu tersebut (kita, dalam bahasa Bugis artinya kamu)
"Iye,
"Dari mana?" 
"Bontang," jawabku bangga dengan wajah memerah kepanasan. Ibu tersebut terbelalak heran.
"Kita dari Bontang? Jauhnyami, motoran?"
"Iya,"
"Uh beraninya..." sambungnya takjub melihat kenekatanku.
Sama abang perahu, coba sama kamu mas...
Pantai Mutiara Indah kondisinya bersih, karena dikelola secara pribadi oleh Hj Saidah. Disana terdapat warung penjual snack, panggung hiburan, rumah pengelola pantai tersebut dan fasilitas umum. Tumbuhan disekitar pantai ada cemara, pandan berduri dan beberapa tanaman merambat. Dari kejauhan tampak tongkang pengangkut batu bara.
Ilalang yang instagrammable
Pandan peneduh
Karena sudah siang dan matahari bersinar cukup terik, maka aku tak berlama-lama disana, cukup berkeliling sebentar, mengambil gambarnya, lalu kembali ke Bontang. Suatu saat pasti akan kembali saat matahari bersinar lembut bersama teman-teman yang menyenangkan !
Pulang ke Bontang, naik motor selama 1,5 jam membuatku sukses tertidur sesampai di rumah.

Bagaimana cara menuju ke Pulau Mutiara Indah?
Apabila kamu dari Samarinda dapat mengendarai kendaraan bermotor ke arah Bontang lewat jalur VICO atau pertigaan Marangkayu (sebelum Gunung Menangis) selama 1,5-2 jam. Muara Badak masuk kabupaten Kutai Kartanegara.

Unesia Drajadispa

No comments: