Edisi Kebanyakan Selfie di Kota Raja : Tenggarong

"Berawal dari kepincut melihat tanggal merah tahun baru imlek di bulan Pebruari maka tercipta trip mini ini. Naik bus dari Bontang dengan tarif dua puluh lima ribu rupiah dan kondisi tenggorokan terasa mau radang tak menyurutkan niatku untuk menghabiskan waktu di ibukota Kalimantan Timur tersebut"
Perjalanan kali ini berbeda dengan perjalanan yang biasa kulakukan sebelumnya. Kalau kebiasaanku sebelumnya prefer untuk mengabadikan setiap sudut-sudut menarik dikota yang aku kunjungi, kali ini entah mengapa aku lebih sering mengabadikan muka dengan metode self portrait. Bahkan aku lebih sering menggunakan my everyday camera dalam edisi kali ini ! Bah. *sony-nex6-bobo-cantik-dalam-tas
Mungkin penyebab kebanyakan selfie kali ini adalah kawan-kawan penikmat selfie yang menemaniku ke Tenggarong. Ya, memang teman dalam sebuah trip itu membawa pengaruh besar dalam perjalanan kita #halah. Berangkat dari Samarinda menuju Tenggarong dengan motor matic, dimana empat pesertanya adalah cewek-cewek perantau yang tangguh, sebut saja (nama sebenarnya) : Anjar (Ponorogo), Une (Lumajang), Marisa dan Rianti (Jateng).
Baru pertama kalinya aku ke Tenggarong, perjalanan dari Samarinda membutuhkan waktu sekitar 45 menit hingga 60 menit plus macet. Tentu saja sepanjang jalan aku sangat menikmati perjalanan menuju ibukota Kutai Kartanegara tersebut. Melewati kawasan pertambangan, stadion Aji Imbut, dan  tentu saja semua susana yang berbeda dari kota tempat tinggalku.
Destinasi wajib Ke Kota Raja
Sepengetahuanku, Tenggarong memang banyak tempat wisata dan tata kota yang apik dibawah kepemimpinan Ibu Rita Widyasari. Memang benar, jembatan kukar yang sempat roboh beberapa tahun silam kini bangkit kembali membelah Mahakam. Setelah sampai di Tenggarong kota, aku terkesima. Taman-taman kota mulai dibangun dengan model pohon-pohonan seperti di Singapura. Tepian Mahakam ditanami pohon-pohon rindang dan cocok untuk tempat menghabiskan waktu bagi warga Tenggarong maupun luar kota.
Ladaya : Tempat foto paling hits
Destinasi pertama kita ke Ladaya (Ladang Budaya) yang lagi in di medsos, terutama instagram. Apa itu Ladaya? Ya semacam tempat outbond, lalu ada beberapa rumah-rumahan yang disewakan berbentuk separuh elips, dan itulah daya tarik Ladaya sebagai tempat untuk berfoto lalu diupload ke medsos sambil check in biar kekinian, haha.
Setiap rumah tertulis nama-nama desa di Kabupaten Kutai Kartanegara beserta kode-posnya, seperti Anggana, Salo Cella, dan lain-lain. Akupun tak mau ketinggalan untuk berfoto-ria di rumah-rumah yang mirip hobbit tersebut ! Hahay..
Tiket masuk Ladaya? Cuma sepuluh ribu rupiah saja.
Taman Tata surya : Konon Kalau Malam Hari Planetnya Bisa Menyala
Nyengir Ditengah sungai
Mungkin hanya 30 menit  berada di Ladaya, kita cabut ke destinasi Selanjutnya, yaitu museum antariksa Tenggarong, di tepian Mahakam. Karena pas hari minggu, jadi rame pengunjung dan untuk menyaksikan pemutaran film antariksa harus mengantre panjang. Cukup tahu sebentar, kami pun keluar. Matahari menggarang di Tenggarong, jadi tujuanku untuk memotret keraton kesultanan Kukar tak jadi, hanya berfoto sebentar dengan latar belakang Mahakam sambil nyengir kepanasan.
Dermaga Menuju Pulau Kumala : Membelah sungai Mahakam
Tersangka Trip Tenggarong
Pintu Masuk Pulau Kumala

Mbak Marisa bilang dia penasaran dengan pulau Kumala, ya, aku juga. Katanya pulau kumala merupakan destinasi andalan Kota Raja. Pulau Kumala merupakan delta Mahakam yang dibangun untuk tempat wisata. Ada patung Lembuswana sebagai penunggunya, ada kereta gantung, namun sudah tak beroperasi lagi. Dan ada, wahana merry go round, sky tower dimana kita  bisa menyaksikan Tenggarong dari ketinggian, sayang tak berfungsi. 
Menyebrang ke pulau Kumala dengan kapal dari dermaga penyebrangan. Seingatku cukup bayar 30 ribu perkapal sekali menyebrang. Sesampainya disana panas makin menjadi-jadi. Untuk tiket masuk bayar sekitar dua puluh ribu dan kita ditawari untuk berkeliling dengan mobil dengan tarif sewa seratus ribu. Kami iyakan saja, soalnya Pulau Kumala luas, dan tak memungkinkan kita berjalan kaki dengan udara seterik ini, huh.
Jembatan Mahakam Baru
Kami diantar berkeliling pulau Kumala, pertama kita diantar ke ujung pulau, dimana patung Lembuswana berada. Keadaannya kotor, keramik pecah disana-sini, sayang sekali. Lalu begitu pula dengan kondisi lamin di Kumala. Kotor, tak terawat. Villa yang disewakan juga, tampak seperti rumah hantu.
Penjaga Pulau Kumala
Pura di Pulau Kumala

Sambil berkeliling Kumala, sopir yang mengantarkan kami bercerita bahwa semua fasilitas di pulau Kumala akan diperbaiki dan wahana akan beroperasi ketika jembatan yang menghubungkan kumala telah jadi dan beroperasi. Semoga pak...semoga ! Kalau tempat ini digarap dengan serius pasti menjadi sangat indah :)
Mobil yang Mengantar Keliling
Setelah mengunjungi Pulau Kumala, kita berfoto di Tenggarong Creative Park. Walaupun panas terik seperti ini tak menyurutkan pengunjung untuk berebut foto di tulisan Tenggarong. Perang tongsis pun terjadi tak terelakkan, haha.
Creative Park : Ngantri Foto Disini
Karena cuaca memang sangat panas, aku jadi tak tega untuk foto-foto di beberapa spot menarik yang lain apalagi setelah melihat muka kawan-kawan yang memerah dan menghitam. Akhirnya kami pulang, tapi aku menyimpan janji : Suatu saat harus kembali lagi ke Tenggarong dengan foto yang lebih keren !
see ya

Tips menjelajah Tenggarong (diurutkan dari tips yang paling penting)
1. Gunakan kendaraan pribadi agar lebih leluasa menjelajah Kota Raja, Tenggarong. Banyak spot yang 'wajib' untuk diabadikan, jangan sampai ketinggalan
2. Kalau ingin lebih maksimal menjelajah Tenggarong, alokasikan waktu dua hari. Kenapa? Menurutku, akan menjadi hal yang menyenangkan apabila kita mengabadikan sunset di Mahakam, atau nongkrong sambil mengambil gambar di taman-taman sekitar tepian Mahakam. Akan terasa berbeda apabila tersorot lampu :D
3. Tenggarong memiliki hawa yang cukup panas, jangan lupa pakai sunblock
4. Jangan lupa berburu suasana dan foto di pagi hari, makanya, usahakan bermalam minimal semalam :)

Unesia Drajadispa

No comments: