Pantai Biru Kersik, Marang Kayu, Kutai Kartanegara

Waktu kerja di kantor yang hanya lima hari tiap minggu (@8 jam kerja) dengan dua hari libur istirahat di akhir pekan, membuatku wajib menyusun itinerary kecil-kecilan di akhir minggu. Itinerary untuk jalan-jalan  atau hanya sekedar hunting foto di sekitaran Bontang dengan Sony Nex 6 dan Beat Itemku, si Beatrice atau mbolang ke tempat baru dengan numpang motor teman.
Banner Pantai Biru Kersik

Untuk agenda Sabtu, 16 Agustus 2014, seperti biasa aku dan teman-teman cowok pembangkitan (yang merupakan teman asyik menjelajah Bontang) merencanakan menuju ke Pantai yang terletak di Marang Kayu, di Kabupaten KuKar atau Kutai Kartanegara. Dari pusat kota Bontang dapat ditempuh sekitar satu jam dengan motor dengan kondisi jalan yang layak.  Jarak tempuh sekitar 30 km.
Kami berangkat dari Bontang sekitar pukul 08.30 WITA. Suasana saat itu mendung dan hujan rintik halus tak bisa menghalangi kaki untuk menuruti inginku.
Kaki-kaki yang tak pernah berhenti menjelajah

Langit siang itu kelabu, putih pekat tanpa celah yang disusupi oleh sinar mentari. Aku berpikir : apa bagusnya menikmati pantai dalam keadaan langit tak bersahabat seperti ini? Langit berwarna biru cerah itu menurutku dapat memberi sentuhan gradiasi warna 'biru' kepada pantai dibawah naungannya. Itu yang membuat menarik.
Setelah menyusuri jalanan yang tampak baru diaspal, pemukiman rumah papan, rimba Borneo, dan belt conveyor milik perusahaan Batu Bara, kami akhirnya sampai di tempat tujuan. Pantai Biru Kersik. Kutatap plang nama yang terbuat dari sterofoam itu lekat-lekat : pantai biru, aku harap benar-benar biru.
Tapi apa yang kulihat? Aku yang pernah berdomisili di Flores selama 3 bulan nampaknya bakal terkejut apabila melihat kondisi pantai yang berwarna coklat susu ini. Laut yang tidak bergradasi. Coklat, pekat, kotor dan dangkal, ditambah sampah-sampah yang tercecer di tempat parkirnya.
Penampakan Pantai Biru Kersik Saat Mendung

"Campuran air laut dan air sungai yang membawa lumpur menjadikan laut ini dangkal dan sedikit kotor," kata Mas Agus, ketua rombongan kami.
Dermaga Kayu Ulin

Salah satu spot foto yang menarik adalah dermaga yang terbuat dari kayu ulin sepanjang 50 m yang menjorok membelah laut. Kayu besi khas Kalimantan ini konon tahan hingga ratusan tahun dan makin kokoh apabila direndam air laut.


Untuk tiket masuk? Pengunjung tidak dipungut biaya sepeserpun untuk masuk ke Pantai Biru Kersik.
Setelah cukup puas berbincang-bincang disana, kami segera pulang untuk menghindari hujan yang makin deras. Bukan hanya itu saja, yang ikut dalam tur hari ini harus mempersiapkan fisik untuk mengikuti upacara keesokan harinya, apalagi kami adalah petugas upacara.
Sampai jumpa di trip Borneo selanjutnya !

Unesia Drajadispa

No comments: