#1 Main sama si Kecil : Asyik ! Ibu mengajakku Mengenal Alam di Sekitarku.

Sudah berapa lama tak berpetualang jauh sebatang kara? Lama, lama sekali! Rindu? Tentu saja rindu sekali! Namun, agaknya saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan hal itu. Sekarang kamu tak sendiri lagi, Une! Ada suami yang  kamu harus selalu minta ijin padanya saat berpergian, tak bisa melesat kesana sini seenak hati dan ada juga si kecil yang senantiasa ‘nggandoli’ kamu dengan wajah melas dan ringkikan tak ikhlas ketika mau pergi 😂

Jadi solusinya? Ya jalan-jalan sama si kecil dan si besar alias suami dong. Suasananya jadi agak beda, jalan sambil digandoli si lucu yang bergerak menggeliat kadang merengek, dan itupun hanya destinasi lokal yang tak jauh dari basecamp kami. Tak apa, murah namun harus tetap meriah. Dan ibu hanya berdoa, kelak jika kamu sudah besar, yuk kita ke tempat-tempat yang selama ini hanya bisa kita lihat via yutub atau Instagram ya !

Tapi ya gitu, kalau sama si kecil jalannya belum bisa ke tempat yang yang ekstrim dulu, hanya sejenak untuk menghirup aroma aneka manusia, sekalian mengenalkan si kecil dunia luar dan hiruk pikuk manusia agar ia makin pemberani.

Jadi sudah kemana saja sama si kecil ?


1. Pantai Galau, Bontang

Pantai yang satu ini merupakan tempat short escape favorit warga Bontang. Dengan tiket masuk lima ribu rupiah, pengunjung dapat menikmati suasana Pantai  dengan membeli gorengan yang dijajakan plus angin laut beraroma ikan, tentunya dengan bonus sampah bertebaran di pantai maupun yang nyangkut di akar bakau, sukses membuat kami geleng-geleng kepala miris. Kalau cuaca sedang baik, pengunjung yang sebagian besar anak senja dan keluarga muda bisa mendapatkan bonus semburat sundowner yang keemasan.

Terakhir kami berkunjung, kian banyak penjaja makanan yang mendirikan lapak yang menutupi sekitar bibir pantai, membuat tampak rusuh dan kumuh dengan bonus pengeras suara mereka yang memutar lagu masa kini sehingga mengeliminasi suara hantaman ombak, percikan air, desau angin, hingga gelak suara bocil yang sedang asyik bermain. Hah sumpah bikin kesal.

Retribusi masuk untuk ke pantai reklamasi tersebut tiap motor Rp 5000 ,- , dan tiap mobil Rp 10,000 ,-. Namun info terakhir pantai galau ditutup permanen entah penyebabnya karena apa.

Hiks, berkuranglah tempat untuk nyore kita dek!


2. Sangkima, Taman Nasional Kutai

Sebenarnya ini yang ngebet emaknya sih, karena sudah lama nggak keluar masuk hutan. Dengan dalih mengenalkan si kecil sama hutan dan demi jadi anak pemberani, maka berangkatlah kami ke Sangkima setelah dhuhur. Si kecil kupakaikan hijab dan gendong hadap depan agar ia bisa menikmati rimbunnya belantara Borneo, eh karena hijabnya yang kekecilan maka sering melorot dan akhirnya kulepas saja. Saat perjalanan pulang dari ulin raksasa, posisi gendongnya kurubah dengan mode carrier belakang agar lebih gesit saat melangkah dan juga rasa nostalgia menggendong tas gunung hahaha ! Jadi ingat postinganku ke Jantur di tahun 2021 serasa menggendong anak panda bandel di pundak, dan ternyata kejadian betulan dua tahun kemudian.

Trek ke Sangkima tak jauh beda dengan yang dulu, susunan boardwalk kayu ulin yang beberapa sudah diremajakan dan vegetasi khas hutan hujan tropis yang sudah sangat lama tak aku temui sejak 2021, ya pas sebelum menikah ituu..rasanya rindu sekali ya 😢

Target kami hanya sampai pohon ulin raksasa. Karena sudah lama tak kesana aku baru sadar ternyata ada beberapa trek menanjak yang tentunya bikin deg-degan saat menitinya. Melintasi jembatan gantung, liana yang menjuntai hingga pohon tua yang rebah, cukup membuat kami bahagia. Awalnya yang kukira si kecil bakal rewel, ternyata dia anteng aja dengan ekspresi muka yang datar, entah ia menikmati atau kebingungan ia sedang berada dimana. Trek sepanjang 1,7 km berhasil kami lalui dengan sedikit mode ngebut saat pulang karena si kecil sudah tampak kehausan ingin nenen. Ya kali nenen di tengah hutan…malah saingan sama orang utan dan bocilnya nanti.

Lanjut di post selanjutnya ya .

Unesia Drajadispa

No comments: