"Tenang, masih ada Malang," Pikirku diselimuti perasaan yang cukup kalut sembari menatap sepeda yang telah masuk tas. Nanggung, masa harus ditinggal di Sangatta dan dirakit ulang, tentu saja itu akan menimbulkan luka yang lebih menganga lagi bagi rider maupun sepedanya.
Akhirnya segera aku hubungi rekan di Malang untuk menemani gowes pelipur lara di penghujung Maret ini.
"Aduh, kayaknya Arca Bikepark ditutup deh Ne, nggak ada yang loading keatas. Pada social distancing semua. Kamu sih musim virus malah mancal ae," Kata Om Andri
"Aduh, kayaknya Arca Bikepark ditutup deh Ne, nggak ada yang loading keatas. Pada social distancing semua. Kamu sih musim virus malah mancal ae," Kata Om Andri
"Ya sudah Om, kalau Pandawa masih buka kah? Atau Tutur Welang gitu?" Tanyaku penuh harap.
"Pandawa buka, emang nggak ada yang jaga kok. Tapi kalau Tutur Welang aku gak jamin loh ya. Soalnya seluruh area Perhutani yang biasa dikunjungi orang ditutup sementara."
Dan akhirnya hari itu tiba. Pada awalnya aku berencana untuk menginap di Malang agar lebih menghemat tenaga untuk bersepeda keesokan harinya, akan tetapi ibu melarang.
"Gak usah nginep. Banyak corona. Nanti kamu susah nyari makan, beli keluar malah kena corona." Kata ibu dengan nada seram sedikit mengancam.
Bah, corona disebutnya lagi. Tapi memang mau bagaimana lagi kalau keadaannya seperti ini, menurut saja lah sama ibu.
Bah, corona disebutnya lagi. Tapi memang mau bagaimana lagi kalau keadaannya seperti ini, menurut saja lah sama ibu.
"Lumajang ke Malang itu deket, gak sejauh Sangatta ke Balikpapan. Sudahlah, pulang pergi aja!"
Panorama Kota Batu dari pandawa Bike Park |
Suasana Kota Malang memang tak seramai biasanya, sama seperti Yogya kemarin. Pandawa Bike Park berlokasi sekitar 30 menit dari Alun-Alun Batu, naik kearah Paralayang. Disana ada beberapa track sepeda, seperti Track Downhill Klemuk, Downhill ekstrim di Paralayang, dan yang paling aman adalah Pandawa Bike Park yang akan dikunjungi sekarang. Bike Park itu terhitung masih baru, sekitar setahun berjalan dibandingan trek sepeda di bukit tetangganya. Sempat kami naik lagi kearah Paralayang untuk sekedar berfoto, akan tetapi lokasi bukit Paralayang benar-benar ditutup untuk umum. Gara-gara Berkah Corona.
Lewat Liaison Stage Dulu |
Sebenarnya Pandawa Bike Park ini terletak di wana wisata Goa Pandawa. Trek Sepanjang 2,5 km finish di desa Brau, dan menurutku cukup aman bagi penggowes yang masih grotal-gratul sepertiku. Tidak ada obstacle yang membahayakan, akan tetapi kondisi siang itu cukup licin karena curah hujan yang masih tinggi.
"Mau foto-foto dulu?" Tawar Om Andri sebelum run yang pertama kali dalam gowes pelipur lara ini. Aku mengiyakan, karena mumpung masih belum berkeringat. Untuk menuju tempat berfoto harus sedikit hiking.
Salah satu obstacle yang cukup aman |
Run pertama untuk mengenal trek. Trek hari ini menjadi privat milik kami berdua, karena tak ada rider lain di Pandawa. Info Om Andri, rider lain enggan gowes yang agak rame, social and physical distancing, begitu alasannya. Kalaupun gowes, mungkin hanya dengan teman dekat saja. Jadinya saat itu aku merasa cukup aman karena hanya dua orang yang ugal-ugalan di Pandawa, jadi lebih mudah atur jarak aman,
Cukup lancar sih, walaupun masih sedikit ketakutan. Banyak switchback yang dilalui. Run kedua masih lancar, tak ada masalah walaupun upper body sudah mulai gemetar.
"Ayo Om Une. Yakin aja sama ban yang kamu pake. Sudah aman itu nggak bakalan selip !" Ujar Om Andri ketawa-ketawa sambil asyik nge-whip sepedanya.
Finish, feat Om Andri |
Run ketiga, kami sempat berfoto-foto sejenak di lokasi jumping yang sudah ditumbuhi rumput. Dan kemudian lanjut run. Malangnya saat switchback kiri aku sempat terjatuh karena posisi lengan emang sudah capek, hehe. Terlebih lagi aku memang cukup kesulitan untuk melalui switchback kiri (efek kurang latihan saja ini, hehe...)
Kami hanya run sebanyak tiga kali, selain karena gemetar lelah, tapi juga gemetar corona. Ditambah lagi suasana mendung dan hampir hujan, mengharuskanku segera berkemas untuk kembali.
No comments:
Post a Comment