Cengar-Cengir Naik Pesawat Pertama Ke Luar Negeri #with Turkish Airlines

Pengalaman keluar negeri pertamaku sesuai dengan impian. Belanda. Entah mengapa warga Indonesia paling demen berkunjung sama negeri yang satu ini, mungkin eks jajahannya selama 3,5 abad mungkin ya :D

Keberangkatanku ke Amsterdam merupakan impian jauh-jauh hari, hal itu dibuktikan dengan pembaharuan statusku beberapa tahun yang lalu di media sosial menggunakan fake location, yaitu check in di Bandara Schiphol, padahal tersangkanya update status sambil gulung-gulung dan mupeng di kamar kosan.
Boarding Pass Abroad Pertamaku
Sontak fake check in tersebut mengundang pertanyaan banyak teman, loh, beneran yah si Une ke Belanda? Dan at least, ketahuan saya hanya fake check in saja di media sosial. Mau ditiru? Silakan !
Dan untuk tahun 2017 ini saya janji nggak fake-fake check in lagi. Saya bertekad ke Eropa betulan, no hoax.
Untuk perjalanan perdana ke Eropa ini saya menggunakan paket tour perjuangan. Kenapa paket tour? Soalnya jelas, saya tak sanggup mengurus visa schengen secara mandiri, selain diluar kota (yang jauh banget dari Jakarta) dan porsi pekerjaan saya yang padat tiap harinya. Mana mungkin sempat mikirin booking hotel dan transportasi, mengurus dokumen kelengkapan visa saja bikin ngos-ngosan dan sering minta ijin atasan untuk kabur ke bank.
Lantas, kenapa aku sebut perjuangan? Ya jelas perjuangan, karena paket trip satu ini konsepnya cukup unik, yaitu kota destinasi yang sudah ditentukan, lalu disana kita bebas eksplor kemana saja sesuai minat dengan menggunakan kendaraan umum. Memang capek kesana kemari gerek koper tanpa ada bus pariwisata, tapi dari sini saya belajar mengenai transportasi di Eropa.
On Board
Dari pihak tur hanya booking pesawat pulang pergi, transport antar negara dan penginapan. Nah di post kali ini saya akan fokus membahas tentang maskapai yang digunakan sejak berangkat dari tanah air hingga kembali.
Turkish Airlines, itulah maskapai yang dipilih saat itu, alasanya karena sedang promo. Aku okein saja, toh saya juga belum pernah naik maskapai lain keluar negeri. 
Transit di Turki
Perjalanan ke Amsterdam dengan Turkish Airlines dari Jakarta selalu transit di Turki, Attaturk Airport. Sebelum ke Eropa, maskapai TA selalu mampir ke kandangnya dulu di Turki ya. Perjalanan ke Istanbul dari Jakarta selama 10 jam (hampir 10000 km) dan transit terlebih dahulu selama dua jam, lalu perjalanan dari IST-AMS selama 2,5 jam. Untuk kapasitas bagasinya 30 kg.
Penerbangan dari Jakarta sekitar pukul 9 malam, jam-jam ngantuk sudah mulai terasa. Baru beberapa menit take off, pramugara dan pramugarinya membagikan hot towel, aku kurang paham fungsinya sebenarnya buat apa, cuma kupakai lap-lap muka sebentar hot towel tersebut sudah dingin.
Amenities pouch
Aku memutuskan untuk tidur saja karena perjalanan masih 9 jam lagi, tapi mas-mas pramugaranya grudak-gruduk di lorong kabin membagikan amenities pouch dari institut karite yang berisikan lip balm, selop, kaus kaki, sikat gigi dan sleeping mask. Dilanjut mbak-mbak pramugari yang membagikan menu makanan, oke, bentar lagi makan, tidak jadi tidur, pikirku.
Karena pembagian makanan masih lama, maka aku tidur saja, dan suara grubak-grubuk itu terdengar lagi, oh ternyata ada pembagian makan. Karena mata masih buram gegara bangun tidur, dan begitu melek, subhanallah, pramugara ganteng yang wajahnya Turki banget membagikan makan malam. Betewe, wajah-wajah orang Turki menurutku blasteran Eropa dan Arab, unik banget !
Cologne dan Lotion di Toilet
Bunga Asli
Sehabis makan, saya sibuk cengar-cengir membayangkan mas-mas pramugara ganteng tersebut, haha. Penerbangan sepuluh jam, kebanyakan hanya dibuat duduk, tidur, nonton film, denger musik, jalan-jalan di kabin, lalu masuk toilet, walau nggak kebelet sama sekali. Toilet di Turkish Airlines itu tersedia cologne dan handbody, yang baunya khas banget, bau green tea segar! tanpa buang kesempatan aku langsung coba satu-satu, haha.
Kembali ke kursiku, aku tidur lagi. Berharap nanti dibangunin mas pramugara ganteng saat jam makan selanjutnya. Aku rela bang, diganggu tidurnya sama mas ganteng hanya buat makan, kapan lagi seperti ini... #norak, kurang hiburan.
Nonton Angry Birds
Merem melek...merem melek, aku lihat tampilan layar didepan kursiku yang menayangkan info penerbangan. Duh, kurang 3,5 jam lagi, saat itu masih berada diatas Dubai, pantat dan punggung sudah merasa pegal, lalu aku memaksa untuk memejamkan mata, tapi tetap saja terjaga, dan ternyata di layar tersebut tersedia pilihan Al-Quran, yasudahlah, ngaji-ngaji bentar, pikirku. Lumayan juga fasilitas entertaintment-nya, film-film terbaru ada dan pilihan lagu juga cukup banyak.
Menu di Kabin
Selalu ada Roti dan Yoghurt
Assorted Cheese yang Kejunya Puait...Heran sama om Belanda Sebelahku Doyan Banget
Salah satu yang aku sukai di maskapai ini adalah makanan yang dijamin ke-halal-annya, karena ada catatan di menu kalau makanan yang dibuat tidak menyimpang dari ajaran Islam. Cuma ada beberapa yang nggak cocok seperti yoghurt yang terasa agak seret dan assorted cheese yang kejunya pahit banget. Masakannya selalu ada tomat dan buah zaitun, seger banget. Untuk fasilitas wifi on board memang tersedia, tapi kalau nggak salah harus bayar per jamnya.
Tak hanya makanan halal, tapi juga pouch berisi lip-balm, fasilitas Alquran dan waktu shalat. Keren banget deh, yang ingin lihat mas-mas Turki ganteng, makanan yang dijamin halal dan fasilitas keagamaan lengkap (untuk Muslim) bisa dicoba maskapai Turkish Airlines. Sering ada promo juga loh !

Unesia Drajadispa

No comments: