Berada di Bandung, harus membiasakan untuk memanggil Teteh dan Aa, panggilan semacam mbak dan mas. Jadilah aku dengan logat medok Suroboyan aku memanggil Teh atau A' ditambah dengan bahasa Sunda sedikit-sedikit. Demi apa? Ya biar kelihatan berbaur dan kelihatan seperti orang Sunda, siapa tahu juga dapat laki Sunda, hahaha.
Hari kedua yang cerah di Lembang ini, destinasi selanjutnya adalah Kebun Begonia Lembang yang terletak di Jalan raya Lembang Maribaya. Dari penginapan hanya 25 menit berkendara motor.
Saya berangkat pagi-pagi, mengantisipasi kemacetan, keramaian di lokasi, dan udara Lembang pun masih segar. Pagi hari di taman Begonia masih sepi pengunjung, jadi bisa berfoto tanpa terganggu 'peran figuran' lain, yey !
Kebun Bunga Glory |
Morning Glory |
Tiket masuk Kebun Begonia (belakangan saya tahu bahwa namanya adalah kebun bunga Glory) adalah sepuluh ribu rupiah. Itu hanya orangnya, belum tiket kamera DSLR. Tiket masuk kamera DSLR sebesar 50 ribu rupiah. Ah, itu merupakan kejahatan bagi sebuah kamera, pikirku saat itu.
"Mahalnya mang," kataku memelas parah.
"Iya, emang segitu neng, tapi kalau teu dipakai mah juga teu usah bayar aja neng," sahut penjaga loket.
Tapi, karena tulisan 'Tiket Masuk Kamera DSLR 50 ribu,' Maka aku memberanikan diri bertanya pada penjaganya, sambil menunjukkan mirrorless ku "Mang, kalau kamera beginian gratis kagak?"
"Oh kalo mirrorrless mah gratis aja atuh neng," jawabnya.
Pheew ! Aku menghela nafas lega, lalu sedikit cengar-cengir menimang mirrorless-ku yang berhasil masuk gratisan. Untunglah mamang penjaga paham akan jenis-jenis kamera, kalau tidak mungkin semua jenis kamera digital yang masuk akan dikenai biaya lima puluh ribu rupiah seperti kejadian di Desa Budaya Pampang, Samarinda.
Suasana didalam sungguh berbunga-bunga. Memang, daerah sejuk seperti di Lembang baik untuk perkembangbiakan bunga. Musik tradisional Sunda dan country diputar bergantian dari player ditengah kebun bunga, menambah suasana riuh di kebun tersebut. Untunglah bukan lagu India yang diputar, kalau iya mungkin saya telah menari-nari sambil menyanyi ditengah kebun bunga bak artis bollywood *lupakan*
Setiap bunga yang tumbuh disana diberi nama masing-masing, seperti Begonia, Snap Dragon, Morning Glory, Petunia, dan lain-lain. Dengan mengunjungi kebun bunga itu, perbendaharaan kata dalam kamus per-bunga-an ku jadi bertambah, tak hanya mawar melati saja yang diketahui. Karena bunga warna ungu yang aku kira memiliki nama Lavender ternyata bukan ! Sempat saja membayangkan, apabila bunga ungu tersebut tumbuh subur dan banyak, bisa-bisa menyaingi suasana di Provence, Perancis !
Dengan tiket sepuluh ribu, pengunjung dapat bebas berfoto di spot-spot yang telah disiapkan pengelola. Sesuai kreativitas, maka pengunjung dapat menghasilkan macam-macam foto yang eye catching !
Pesanku saat mengunjungi Taman Bunga Begonia, tolong jangan memetik bunga, menginjak bunga, atau membuang sampah sembarangan agar pengunjung lainnya juga dapat menikmati dan berfoto bersama bunga juga :D
Satu lagi, mengunjungi kebun bunga Begonia bagusnya saat pagi hari, selain tak terlalu panas, ketika cerah warna langit pun tampak bagus saat difoto. Jangan lupa pakai filter circular polarizer agar hasil lebih baik ya !
"Oh kalo mirrorrless mah gratis aja atuh neng," jawabnya.
Pheew ! Aku menghela nafas lega, lalu sedikit cengar-cengir menimang mirrorless-ku yang berhasil masuk gratisan. Untunglah mamang penjaga paham akan jenis-jenis kamera, kalau tidak mungkin semua jenis kamera digital yang masuk akan dikenai biaya lima puluh ribu rupiah seperti kejadian di Desa Budaya Pampang, Samarinda.
Suasana didalam sungguh berbunga-bunga. Memang, daerah sejuk seperti di Lembang baik untuk perkembangbiakan bunga. Musik tradisional Sunda dan country diputar bergantian dari player ditengah kebun bunga, menambah suasana riuh di kebun tersebut. Untunglah bukan lagu India yang diputar, kalau iya mungkin saya telah menari-nari sambil menyanyi ditengah kebun bunga bak artis bollywood *lupakan*
Fokus ke Patung Burung ya |
Ada pula tempat perawatan kaktus |
Setiap bunga yang tumbuh disana diberi nama masing-masing, seperti Begonia, Snap Dragon, Morning Glory, Petunia, dan lain-lain. Dengan mengunjungi kebun bunga itu, perbendaharaan kata dalam kamus per-bunga-an ku jadi bertambah, tak hanya mawar melati saja yang diketahui. Karena bunga warna ungu yang aku kira memiliki nama Lavender ternyata bukan ! Sempat saja membayangkan, apabila bunga ungu tersebut tumbuh subur dan banyak, bisa-bisa menyaingi suasana di Provence, Perancis !
Dengan tiket sepuluh ribu, pengunjung dapat bebas berfoto di spot-spot yang telah disiapkan pengelola. Sesuai kreativitas, maka pengunjung dapat menghasilkan macam-macam foto yang eye catching !
Pesanku saat mengunjungi Taman Bunga Begonia, tolong jangan memetik bunga, menginjak bunga, atau membuang sampah sembarangan agar pengunjung lainnya juga dapat menikmati dan berfoto bersama bunga juga :D
Satu lagi, mengunjungi kebun bunga Begonia bagusnya saat pagi hari, selain tak terlalu panas, ketika cerah warna langit pun tampak bagus saat difoto. Jangan lupa pakai filter circular polarizer agar hasil lebih baik ya !
No comments:
Post a Comment