Pulau Beras Basah, Untuk Obat Rindu Pulau Kanawa

Pasca cauterisasi besar di sela ibu jari kaki kiriku, tak membuatku jera untuk travelling. Kali ini keinginan jalan-jalan datang gara-gara pikiranku diracun oleh kawan-kawan yang datang dari Samarinda.
"Ayolah, kau belum pernah kan? Kapan lagi?"
"Kaki kayak gitu aja kok!"
Aku yang mudah tertipu dengan ajakan travelling langsung mengiyakan ajakan kawanku tersebut. Lupa sudah janji istirahat untuk kakiku di hari Minggu ini. Baru dua hari pasca cauter dan kulihat luka masih menganga, kenapa aku nekatkan kesana?!
Banyak pikiran yang mencegahku untuk menuju kesana, mulai dari luka yang menganga, sampai alasan sore ada acara reuni. Tapi ini juga untuk alasan memuliakan tamu, yaitu mengantarkan jalan-jalan kemana yang mereka mau, maka dari itu aku mematahkan pikiran merawat kaki. Toh dengan dibebat perban saja, pasti aman, pasir dan kuman nggak bakalan masuk. #tetap saja aku ragu
Maka dengan penuh keraguan aku berlayar ke Beras basah bersama 4 teman dari Samarinda. Sekalian juga melatih skill fotografiku yang masih baru. Saat itu aku hanya membawa lensa wide.


Pelabuhan Tanjung Laut, Menjadi Titik Awal Perjalanan Kami
Untuk menuju ke Beras Basah membutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan kapal yang disewakan oleh penduduk sekitar. Pelabuhan yang menjadi titik awal perjalanan kami adalah Tanjung Laut (bisa juga dari Tg Limau atau Bontang Kuala). Untuk tawar menawar kapal, karena temanku dari Samarinda pintar bermulut manis akhirnya dapatlah harga 350000 rupiah pulang pergi. Biasanya dipatok 400000-500000 perkapal.
Kadangkala aku sempat berpikir, mencari perbedaan antara bahari Borneo dan Nusa Tenggara. Aku sadar, kalau disini aku dapat menyaksikan tanker, kilang minyak, dan tongkang sepanjang mata memandang, tetapi kalau di Nusa Tenggara, aku hanya dapat melihat ceceran nusa berbukit nan cantik yang tak berpenghuni.
Pulau Beras Basah
Pulau Beras Basah, mengembalikan memori saat menjejak di Pulau Kanawa, Flores. Disambut dengan dermaga kayu dengan pantai berpasir putih menapaki kaki, dan pantai yang bergradasi tiga warna. Langit biru cerah, dan pantai yang bergradasi. Sesaat membawaku kembali ke Flores...inilah pantai yang aku rindukan selama ini!
Aku dan Anjar :)
Pulau itu kecil, cukup banyak wisatawan yang berkunjung untuk sekedar snorkelling, diving, banana boat, atau berfoto. Maklumlah, hanya ada satu pulau yang benar-benar cantik dan dapat dibuat snorkelling di Bontang. Pulau ini terdapat satu menara dan gugusan karang buatan untuk pemecah ombak untuk menghindari abrasi air laut. Terdapat pula saung-saung kosong, tenda-tenda kecil untuk bernanung, dan puluhan pohon kelapa yang tumbuh disini. Satu lagi yang penting : air bersih belum tersedia disini, dan harus didatangkan dari pulau lain. Beberapa pengunjung juga mendirikan tenda untuk bermalam disini.
Tiket masuk? Free untuk pulau secantik ini. Saat itu kondisi pulau sedang surut, maka rumput laut yang melambai-lambai dibawah air yang berwarna tosca terlihat jelas.
Pantainya Damai dan Bersih :)
Karena kondisi kakiku yang masih pincang, maka aku hanya berfoto sekenanya, menuliskan ucapan selamat ulang tahun kepada teman, dan menikmati es kelapa muda asli dengan kelapanya. 
Overall, pantai ini bagus, bagus untuk obat kangen dengan gradasi pantai di Kanawa, Flores :)

Serasa Kembali Ke Flores ~
Aku pasti kembali lagi suatu saat, karena aku belum merendam kakiku dengan air lautnya dan menjajal banana boat-nya.
Nantikan jelajahku di Bumi Etam selanjutnya !

tips : 
- Bawa topi lebar dan tabir surya, kalau kulitmu nggak mau gosong
- Bawa air mineral yang cukup, air mineral juga dijual, tapi cukup mahal
- Jagalah kebersihan
- Gambar di post ini aku ambil dengan Sony Nex 6, tanpa olah digital, tanpa filter CPL/GND (hanya mode Panorama) dan Lensa Wide.

Unesia Drajadispa

No comments: