Mupeng, kata-kata gaul dari iri, yang merupakan singkatan dari muka pengen. Tanpa sadari sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari kita. Iya kan? Jujur aja deh !
Kali ini aku lagi mupeng berat. Bagaimana tidak, setiap hari, ketika membuka jejaring sosial, ada saja temen yang sedang update status : lagi di luar negeri, mau menuju ke Eropa, lagi kuliah disana, masang foto di depan universitasnya, aaarrrgh ! Hanya bisa gigit jari aja!
Ya, mulai dari keperluan akademik hingga sekedar pelesir, dari yang paling dekat Singapura hingga Amerika, dari yang bayar sendiri hingga dibayarin. Makin mupeng saja nih. Ditambah lagi habis baca buku Jilbab Traveller-nya Asma Nadia dkk. Huh, kaki jadi makin gatelan setengah mati ingin kesana !! -_-
Kalau secara akademik, nggak memungkinkan juga. Banyak persyaratan yang dibutuhkan, mulai dari IPK, TOEFL. Sedangkan aku hanya lulusan D3, langsung kerja pula. TOEFL nggak pernah lebih dari 450, padahal syarat kelulusan kampusku dulu minimal 450. Jadi? Masih banyak jalan menuju wisuda nih, aku ambil aja tes Bahasa Jerman, lebih mudah, karena pronouncation-nya mirip dengan bahasa Indonesia.
Kalau secara prestasi juga nggak mungkin, kebanyakan mereka yang keluar negeri karena kompetisi, seperti student choir atau olimpiade.
Karena keberuntungan? Bisa jadi.
Jadi ekspatriat karena diperistri orang sana? Mana mungkin. Tapi itu juga bisa jadi harapan bakal bisa main kesana sering-sering, haha
Tapi aku bersyukur, masih bisa cari uang, nggak pengangguran.
Jalan-jalan atas biaya sendiri? Itu yang paling mungkin. Dikala sudah bekerja dan duit bisa dicari, jalan kemana saja oke-oke saja, tapi satu hal yang mengganjal : Waktu.
Iya, waktu itu nggak bisa dibeli, tapi ada waktu untuk jalan-jalan itu merupakan anugerah yang terindah. Bagaimana punya waktu? Aku berkerja di perusahaan BUMN yang sibuk, menyediakan listrik keseluruh tanah air dan menjaga kontinuitas daya agar tidak dicaci-maki pelanggan. Jangankan liburan kayak anak kuliahan, tugas saja nggak ada ujungnya. Tapi kalau anak kuliah keluhannya beda : Nggak punya uang tapi punya waktu. (kecuali kalau emaknya mau biayain)
Target keluar negeri sih kalau buat aku, nggak mau yang deket-deket, kayak Singapura, Malaysia. Minimal Eropa lah. Gengsi? Nggak juga. Aku menyukai hal-hal yang sedikit aneh, dan aku lebih tertarik mengunjungi Eropa daripada Asia, entahlah. Apa jangan-jangan aku terinspirasi novel Bumi Cinta, jadi bisa mencoba berdakwah di Eropa, sensasi shalat di Eropa, eh, jangan-jangan kecantol muslim Eropa yang ganteng dan baik hati tuh :P
Bukannya sombong, tapi ini sebuah cita-cita, diamini dong :D
Karena saking irinya, aku pamer nih ke teman-teman. Entah setan apa yang mendorongku berbuat usil dan gila seperti ini. Kelihatannya belum ada orang yang bertingkah konyol sepertiku : Pesen tiket online keluar negeri (kali ini yang kupesan tujuan ke Munich, Jerman Selatan), dapat kode booking, terus nggak dibayar (jadi otomatis booking gagal, nggak masalah dong). Lalu itinerary yang telah dikirimkan ke emailku, aku print screen, upload di instagram dan dijadikan foto profil di BBM. Sesuai yang kusangka, banyak yang langsung heboh gara-gara foto yang aku pasang di profpict BBM dan Instagram, pada tanya apakah aku bakal go abroad, tanya budget, siapa pendampingnya, hahahah. Yah, aku seriusin aja mereka, tapi nggak tega juga kalau kelamaan, jadinya setelah selang beberapa percakapan, aku pun ngaku kalau itu hanya kode booking saja. Haha, apakah ada anak didunia yang seiseng aku ini?
Hasil keisenganku |
Kemarin, aku booking pesawat KLM untuk pulang ke Indonesia, dan Air France untuk menuju ke Munich. Kenapa pesan KLM dan Air France? Salah satu alasannya adalah, kedua maskapai itu merupakan anggota dari Sky Team, jadi bisa nambah miles Garuda Frequent Flyer Blue ku sebanyak 2500++ miles, lumayan men. Pulang pergi hanya USD 11,630,32. Sekitar 12 juta hanya untuk transportasi saja. Murah? Nggak murah sih, tapi terjangkau juga dengan tabunganku dengan catatan biaya penginapan ditanggung oleh kenalan yang ada di Jerman (kalau ada). Untuk partner ke Jerman, satu-satunya yang bisa diandalkan adalah suamiku di masa mendatang, yah, nggak hanya bisa jadi pendamping, tapi bisa juga jadi translator, guardian, bahkan tukang foto, heheh :P Sebenarnya berani saja sih jadi solo traveller, tapi masalahnya hanya : Siapa yang mau motretin aku? Malu dong kalau minta tolong terus sama orang !
Setelah aku mengaku iseng sama teman-teman, semuanya langsung menyoraki aku habis-habisan, aku ketawa cekakakan gara-gara temanku nggak ada yang ngeh kalau itu hanya booking iseng. Jelas lah, siapa yang mau pesan tiket keluar negeri juga dimasa uang masih dipakai untuk biaya kost, dimana SK pengangkatan pegawai belum turun dan status belum jelas, dan selisih antara pulang dan pergi 1,5 bulan di tahun 2015 Maret-April. Nekat banget lah ! Cuti selama itu mana bisa! Kecuali izin jadi ekspatriat untuk memperbaiki keturunan mungkin, hehe.
Sebenarnya, keisenganku memesan tiket ini untuk pamer dan menambah wawasan saja, haha. Ingin tahu saja bagaimana sih pesan tiket keluar negeri, fasilitasnya apa saja, dan yang aku baru tahu adalah kita bisa memilih jenis makanan disana, aku memilih muslim meal. Lumayan nih buat pemanasan kalau semisalnya beneran keluar negeri, biar nggak kagok. (Amin)
Setelah kejadian ini, aku minta maaf nih, Ya Allah aku minta maaf atas sikap pamerku, dan minta maaf pada KLM (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij N.V.), atas keisenganku. Janji deh suatu saat pasti aku bayar. #bilangamiiiinlagi :)
No comments:
Post a Comment