Halo, Une kembali menulis lagi ! Kali ini cerita tentang pengalaman seorang cewek yang baru menginjak masa pubertasnya, di usia 12 tahun. Silakan disimak :) Insyaallah aku kemas dengan bahasa yang asyik dan tidak menggurui.
Ini hanya ilustrasi lho, aslinya nggak se-ekstrim kayak gini :) |
Usia 12 tahun, saat itu aku duduk di kelas dua SMP, maklumlah, aku kan sekolahnya lebih cepat dua tahun dulu. Saat itu teman-temanku lagi rame-ramenya cerita masalah haid atau menstruasi. Ugh, aku kan sebel. Satu kelas, hanya aku saja yang belum 'dapet', sumpah sebelnya nggak ketulungan. Saat itu kan masih cupu, ditakut-takuti sama temen kalau nggak mens berarti mandul, nggak dapat anak, dll lah. Sumpah aku makin stress aja rasanya. Dimana teman-teman sering cerita jenis-jenis pembalut yang mereka pakai, mulai dari yang regular, bersayap (emang burung kakak tua?) yang untuk night biar nggak bocor dan tembus di kasur, yang ekstra slim untuk jalan-jalan, dan jenis yang lain. Aku cuma bisa menyimak dalam diam, bingung kenapa hanya aku yang belum mens? apa beneran aku nggak normal? Sedangkan Teman-temanku udah berkali-kali?
Saat mereka cerita pembalut aku nggak nyambung sama sekali. Aku hanya lihat pembalut itu di teve. Pernah sih iseng lihat pembalut punya emak merk Hers yang gambar merpati, ternyata gede kayak bantal gitu, saat itu aku mikir kalau pakai softex pasti empuk ya, hehe :P
Kepalaku terus berputar putar mikir kapan aku haid? kapan? Rasanya seru juga ikut nimbrung sama teman-teman bahas masalah pembalut, rasa nyeri saat mau haid terutama di perut atau paha, bad mood, perasaan mudah emosi, dan lain-lain lah. Aku belum merasakan itu semua, sediiiihhh sekali kalau ada temen yang tanya : "Une udah dapet?"
Selain cerita pembalut dan masalah Pre Menstrual Syndrome, temanku juga asyik bahas tentang mitos-mitos saat haid, seperti nggak boleh keramas pas haid, potong kuku saat haid, potong rambut saat haid, terus kalau ada rambut yang rontok harus dikumpulin, katanya kalo nggak dikumpulin rambut itu bakal jadi cambuk di neraka. Ahh....aku nggak percaya mitos sesat kayak gitu, toh nggak ada di Al-Quran dan hadits. Aku cuma tanya-tanya, gali informasi yang jelas sama emakku biar kalau aku sewaktu-waktu haid bisa bener-bener siap dan nggak kalang kabut kayak cerita temanku. Ah, emak emang informan yang jelas, is the best !
Selain itu, banyak juga kekonyolan yang diceritakan temanku saat menarche-nya. Saat menarche teman-temanku banyak yang takut, "Kenapa tiba-tiba ada darah kayak gini? apa aku keguguran? (sumpah konyol banget, keguguran darimana?)" atau ada juga yang takut "Apakah aku menderita infeksi?" atau "Apakah aku pernah jatuh?" atau ada yang cukup konyol "Aduh, apa anu-ku nggak sengaja tertusuk pisau? atau benda tumpul?" dan yang paling parah "Aduh, anu-ku berdarah ! katanya nenekku digigit gendruwooooo...."
Hahahaha.....ngakak nggak kuat aku kalau ingat komennya temanku, dasar emang jaman jahiliyah, hehe. Ah, sudah pasti lah itu haid. Konyol banget lah. Padahal udah ada di pelajaran biologi. Hehe...
Semakin kutunggu, semakin nggak datang juga. Aku cemas.... bagaimana kalau aku nggak dapet juga? Mandul dong? Nggak nikah dong? Aduuuuhhhh....
Aku gali info sebanyak banyaknya. Rata-rata cewek normal mens usia 10-13 tahunan lah. Aku membesarkan hati bahwa aku masih normal walaupun harap-harap cemas juga, uuhh....
Aku tanya, gimana sih rasanya pas keluar darah mens? Katanya temanku nggak ada rasanya, anget gitu, haha :)
Mukaku udah mulai didatangi jerawat, pas celana dalam terasa ada sesuatu aku segera periksa dan ketika tidak mendapati sesuatu itu, aku kecewa beraattt....kapan sih aku puber?
Berminggu-minggu telah berlalu, masalah haid sudah nggak kupikirkan lagi. Saat itu aku masih ingat betul, bulan Februari tanggal 14, pas hari valentine, hehe. Aku mau sholat subuh, eh celana dalamku terasa lengket, dengan semangat aku periksa. Eh, apa ini, kok coklat? Nggak merah?
Sontak aku teriak-teriak histeris manggil emak. "Mak....emak...apa ini? Aku mens ya?"
Makku memeriksa celana dalamku, "Hmmm....iya kelihatannya nduk, mens. Selamat ya!"
"Tapi kok cokelat? Nggak merah kayak darah?"
"Menarche, haid pertama ya kayak gini."
Woooowwww...saat itu aku semangat sekali, bahagia banget dan nggak ketakutan kayak temanku yang katanya digigit gendruwo. Aku langsung minta softex emakku, mereknya hers. Langsung kupasang dan rasanya emang empuuukk.....
Tanggal 14 Februari, hari yang penuh dengan warna merah, dan aku mendapat kado warna merah juga dari Allah :)
Sampai di sekolah aku koar-koar nggak jelas bahwa aku sudah haid dan pakai softex. Temenku ada yang iseng megang pantatku juga membuktikan apa aku bener-bener pakai atau nggak. (pssst....celana dalam saat haid pertama masih aku simpan lho!)
Sumpah rasanya haid pertama itu sejuta rasanya. Dikit-dikit aku periksa di kamar mandi sekolah, darahnya udah keluar banyak belum, hehehe, tapi sebal kenapa sih kok warnanya coklat terus? Kapan merahnya?
Kira-kira lima hari haid itu selesai juga, aku bingung juga sih kenapa darahnya cokelat? bukan merah ya? Uh aku kecewa, kok cepat banget sih, haha. Itu kan momen bersejarahku seumur hidup.
Selang beberapa hari aku tiba-tiba haid lagi. Kali ini darahnya merah banget. Oh girl, aku bahagia banget. Aku pake softex hers lalu mulai coba-coba beli softex merk Protex ungu yang bersayap. Oh, akhirnya aku pake yang ada sayapnya juga. Di kelaspun aku kembali koar-koar heboh sambil ketawa bangga gitu. Hmm...saat haid yang kedua ini keluar darahnya banyak banget, udah gitu agak lama, 10 hari.
Dan, sampai saat ini aku tahu bahwa siklus haidku panjang, sekitar 35 hari gitu dan masa haid 7 hari. Sampai saat ini aku masih setia pakai Protex ungu atau hijau yang anti bakteri. :)
Haha, entah mengapa aku pengen nulis cerita ginian, apa karena aku lagi haid sekarang ya? hehe. Sekian cerita tentang haid pertamaku :) Semoga menghibur.
2 comments:
makasih ya ceritanya..bagus bgt..hehhe ^^ .. pas haid pertamaku juga warnanya coklat tapi cuma 3 hari doang ><
hehe makasih, mungkin dipengaruhi oleh hormonal juga ya :D
Post a Comment