Benarkah Di Tahun 2100 Mesir Bakalan Lenyap???


Kata siapa??
Nggak!!
Tapi siapa tahu….semua itu adalah kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa.
So.... coba simak penjelasan dibawah ini dech..:

Afrika sepanjang jaman Neolithikum nyaris tak bisa dihuni. Di benua itu tetumbuhan dan binatang membusuk. Tanahnya mengering. Akibat perubahan iklim dan ekologi itu orang terpaksa berpindah menuju ke wilayah tepian sungai Nil. Perubahan iklim dan ekologi itu tidak mempengaruhi kawasan lembah sungai Nil itu. Secara bertahap lembah yang damai itu dipenuhi manusia dengan segala aktivitas kesibukannya. Tanah yang subur menjamin ketersediaan makanan dan tempat tinggal bagi penduduknya.
Akan tetapi segala sesuatu tidak selalu berlangsung damai dan abadi. Banjir tahunan terjadi di sungai dan menggenangi wilayah yang cukup luas disisi lain. Tapi air yang kaya akan bahan organik menciptakan endapan lumpur yang sangat subur. Tak bisa dipungkiri banjir-banjir yang terjadi mengakibatkan lingkungan rusak. Melihat hal ini orang Mesir di zaman Neolithikum mulai berusaha ’menjinakkan’ sungai Nil. Mereka membangun bendungan dan saluran. Dengan bantuan shaduf (semacam timba) air dialirkan kedalam saluran. Dengan cara ini wilayah yang dimanfaatkan untuk pertanian diperluas dan peradaban tumbuh menjadi makin tinggi.
Namun, tak ada alam yang nasibnya sesial seperti tanah Mesir. Daniel J. Stanley – pakar oseanografi senior pada Smithsonian’s National Museum of Natural History – menyatakan pada tahun 2010 akan terjadi banjir besar yang menggenangi areal luas di delta sungai Nil, tapatnya antara Port Said di Terusan Suez di timur sungai Damietta, anak sungai Nil. Menurut Stanley, Laut Mediterania sedang ’menggergaji’ garis pantai hingga membuat garis pantai itu mundur sejauh 15-30 m /tahun. Karena perilakunya seperti gergaji, laut mengikis tanah dan sedimen di wilayah itu.
Sambil menjelaskan perilaku laut, Stanley menyatakan bahwa masuknya air laut ke daratan yang berlangsung secara bertahap itu diakibatkan oleh naiknya permukaan air laut dan turunnya daratan serta adanya Bendungan Aswan di sungai Nil.
Jadi, sejak zaman Neolithikum hingga abad XXI di zaman modern ini Mesir telah mengalam banyak perubahan. Kini, menurut peneliti di Smithsonian, tempat-tempat yang sangat mistis dan dihuni lebih dari sejuta penduduk itu mungkin akan lenyap tenggelam di Laut Mediterania seabad kemudian. (serem bukan?)
Andaikata kalkulasi Stanley itu menjadi kenyataan, tidak akan ada yang tersisa kecuali misteri bagi generasi mendatang. Namun, fakta yang tak dapat disangkal yaitu bangunan Piramida memiliki kekuatan hebat dalam hal tertentu. Misalnya saja ketika berada dalam Piramida, setrum batu baterai tak akan habis; air lebih berasa; makanan lebih tahan lama; benih berkecambah lebih cepat; hewan peliharaan dan tanaman hias lebih bahagia; kristal tumbuh dengan bentuk yang tidak biasa; anak-anak tampak lebih tenang; tidur lebih nyenyak; kram menstruasi berkurang; meditasi lebih konsentrasi; ketajaman mental meningkat; dorongan sexual meningkat; proses penyembuhan alami terbantu; doa menjadi lebih efektif; dan segala fenomena fisik menjadi lebih kuat.
Bill Kerrel dan Kathy Groggin dalam buku mereka berjudul The Guide to Pyramid Energy berujar, ”Coba taruh secangkir kopi didalam Piramida selama 20 menit, dan anda akan mendapati pahitnya hilang dan aromanya menjadi lebih lembut. Hal itu tampaknya karena tingkat keasaman kopi menurun....”

(Dikutip dari ’Intisari, Seri Kisah 24 Misteri Aneh Di Dunia’)

Unesia Drajadispa

No comments: